Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pasar keuangan masih ber-euforia dengan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Bahkan di dalam negeri, kemenangan Biden membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang rupiah bertahan di zona hijau bahkan terus mencatatkan penguatan yang signifikan. Lantas, bagaimana pengaruh kemenangan Joe Biden ke ekonomi Sumatra Utara (Sumut)? Apakah akan berdampak negatif, atau justru sangat positif seperti pasar keuangan?
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Sumut berpeluang lebih diuntungkan oleh presiden AS terpilih saat ini. Dengan catatan, AS di bawah kepemimpinan Biden lebih terbuka dengan kebijakan ekonomi bagi semua negara (liberal). Sehingga ekonomi global bisa mengalami pemulihan.
"Kita harapkan harga CPO bisa terdongkrak. Sejauh ini harga CPO dunia masih bertahan dikisaran RM 3100-an/metrik ton. Kita harapkan ada pemulihan ekonomi segera di bawah kepemimpinan Biden yang bisa membuat harga CPO bertahan mahal. Dan kita harapkan selanjutnya, ada perdagangan yang lebih adil khususnya terkait dengan komoditas yang dihasilkan oleh Indonesia atau Sumut khususnya," katanya, Senin (9/11/2020).
Gunawan mengatakan, di bawah kepemimpinan Biden, AS juga diharapkan akan melunak terkait kebijakan proteksi yang dilakukan selama pemerintahan Donald Trump sejauh ini. Dengan begitu, Sumut memiliki peluang yang lebih besar agar barang-barang yang dihasilkan bisa lebih leluasa masuk ke pasar di AS.
"Saya sangat yakin, di bawah kepemimpinan Presiden AS yang baru, Sumut berpeluang lebih diuntungkan secara ekonomi dibandingkan dengan Presiden AS sebelumnya. Jadi ada harapan yang lebih baik tentunya bagi Sumut menatap ekonomi ke depan. Terlebih jika AS nantinya mau berdamai dengan Cina," kata Gunawan.
Gunawan menambahkan, Sumut diyakini benar-benar akan mendapatkan manfaat besar dari kepemimpinan Joe Biden. Tentu dengan catatan apa yang dilakukan Presiden AS sebelumnya tidak kembali berlanjut di masa yang akan datang. Seperti perang dagang, ketegangan di laut Cina Selatan dan perbaikan hubungan diplomatik lainnya.