Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Program bantuan presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 2,4 juta memberi hasil positif untuk mempertahankan bahkan mengembangkan usaha para pelaku UMKM. Program ini sudah tersalurkan 100% pada bulan Oktober lalu kepada 9 juta target penerima manfaat yakni, pengusaha mikro yang terutama belum tersentuh layanan perbankan.
Dukungan yang diberikan Himbara, koperasi, Pemda dan Kementerian/Lembaga (K/L) yang melakukan pendampingan membuat program cepat terserap. Pemerintah kemudian menambah jumlah pelaku usaha mikro penerima manfaat BPUM tersebut hingga total keseluruhannya menjadi 12 juta UMKM.
“Alhamdulillah setelah adanya bantuan (BPUM), saya bisa memperlebar tempat atau meja untuk usaha tambahan. Kemudian saya menambahkan usaha gorengan. Saya memanfaatkan sayur yang ibu saya jual agar tidak terbuang sia-sia," ungkap Iis Suminar, pelaku usaha pecel karedok dan gado-gado, penerima manfaat BPUM yang menyampaikan rasa syukurnya mendapat bantuan tersebut pada acara Dialog Produktif bertema Pejuang Ekonomi Garis Depan Wirausahawan Usaha Mikro, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (9/11/2020) .
Iis pertama kali menerima bantuan senilai Rp 2,4 juta pada bulan Oktober. Pedagang gado-gado ini sebelumnya tidak pernah menggunakan ATM. Untuk memperoleh BPUM ini, Iis memberanikan diri untuk menanyakan kepada pihak desa dan berkunjung ke bank demi memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
Awalnya Iis ragu untuk mendatangi bank. “Saya menanyakan ke security bank, perihal dana UMKM. Karena saya mendapat informasi ini pertama kali lewat media sosial" tuturnya.
Selain sebagai penerima BPUM Iis juga mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro. Bantuan stimulus usaha ini merupakan program dengan suku bunga 0% hingga 31 Desember 2020. Dengan diberikan tambahan subsidi bunga KUR 6% sampai dengan 31 Desember 2020, dan 6% setelah 31 Desember 2020. Batas maksimum kreditnya adalah sebesar Rp10 juta.
Tidak hanya Iis yang bersyukur dan berkembang setelah menerima bantuan tersebut. Adapula Suwanti, pengusaha kerajinan cendera mata berbahan dasar limbah, juga sangat merasakan efek positifnya.
Ia mengakui, selama pandemi COVID-19, omzet usahanya mengalami penurunan drastis. Terlebih dengan pelarangan diadakan pesta-pesta pernikahan di masa PSBB berlangsung beberapa waktu lalu, semakin menekan usahanya. Padahal kegiatan pesta adalah sumber utama pemasukannya. “Bantuan senilai Rp 2,4 juta ini bagi saya seperti mendapatkan air minum di padang pasir,” ujar Suwanti.
Suwanti mendapatkan akses BPUM melalui informasi di grup UMKM yang telah diikutinya. Pada awalnya, Suwanti ragu akan informasi tersebut, namun tetap mengurus syarat-syaratnya di dinas Pemda Bogor.
“Kami mengajukan pada 20 September dan bantuan cair pada 25 September. Bantuan ditransfer langsung di rekening bank BRI saya”, jelasnya.
Sama seperti Iis, Suwanti juga mendapatkan bantuan stimulus usaha KUR Super Mikro senilai Rp10 juta, yang ia manfaatkan untuk membeli meja kerja dan alat cat semprot.
Tentu tidak ada artinya bantuan tanpa semangat untuk berjuang. Suwanti dan Iis tidak mau menyerah. Kegigihan membuat mereka mampu bertahan dengan dukungan dari Pemerintah.
Iis pun secara khusus menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo pada kesempatan tersebut. “Saya berterima kasih kepada Bapak Jokowi, usaha saya bisa terbantu, karena selama pandemi itu sempat menurun. Alhamdulillah setelah mendapatkan bantuan itu semakin meningkat. Mudah-mudahan ke depannya jadi lebih baik dan lebih maju lagi," ungkapnya.
Sementara Suwanti menyampaikan kepada masyarakat agar mendukung UMKM Indonesia. “Untuk teman-teman semua berkenan memakai barang-barang produksi UMKM agar lebih maju ke depan. Kemudian terima kasih kepada bapak Jokowi yang telah memberikan dukungan untuk UMKM, kami-kami para pelaku UMKM sangat terbantu dengan bantuan seperti ini sehingga usaha kami bisa menggeliat lagi”, tutur Suwanti.