Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Senator senior Partai Republik, Lindsey Graham, mendukung Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang tengah berupaya menggugat hasil pilpres AS 2020. Graham bahkan mengakui dirinya ingin Trump mempertimbangkan kembali untuk maju capres tahun 2024 jika gugatan hukumnya kalah.
Seperti dilansir CNN, Selasa (10/11/2020), Graham yang merupakan Ketua Komisi Yudisial Senat AS dalam wawancara dengan radio Fox News menuturkan pengadilan perlu memeriksa hasil pilpres di beberapa negara bagian seperti Arizona, Georgia, Michigan dan Pennsylvania.
Diketahui bahwa rival Trump, Joe Biden, dinyatakan sebagai Presiden terpilih AS pada Sabtu (7/11) waktu setempat, setelah berhasil meraup 290 electoral votes usai diproyeksikan menang di Pennsylvania. Trump baru meraup 214 electoral votes. Dibutuhkan sedikitnya 270 electoral votes untuk bisa memenangi pilpres AS.
Kubu Trump merasa ada kecurangan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara di negara bagian ini, khususnya terkait surat suara via pos yang kebanyakan menguntungkan Biden. Dalam gugatan hukum yang diajukan ke pengadilan federal Pennsylvania pada Senin (9/11) waktu setempat, tim kampanye Trump menuduh pemungutan suara via pos di negara bagian itu kurang transparan dan verifikasinya tidak mumpuni.
"Kita harus membuktikan kegagalan sistem di Pennsylvania," sebut Graham.
"Akan menjadi gila bagi Presiden Trump untuk tidak memeriksa semua hal," imbuhnya, sembari menyatakan bahwa jika gugatan Trump kalah maka 'akan memberikan kredibilitas' kepada kubu Biden.
Sejauh ini, belum ada bukti kredibel yang menunjukkan adanya kecurangan pilpres secara luas seperti yang dituduhkan oleh kubu Trump.
Dan jika Trump pada akhirnya kalah dalam gugatan-gugatannya, Graham menyatakan bahwa dirinya ingin Trump kembali mencalonkan diri untuk pilpres mendatang, yang akan digelar tahun 2024.
"Untuk mempertimbangkan mencalonkan diri kembali untuk menciptakan sebuah organisasi -- sebuah platform untuk menjaga gerakannya tetap hidup," ucap Graham. "Saya akan mendorongnya (Trump-red) untuk memikirkan itu (pencapresan kembali)," cetusnya.
"Grover Cleveland berhasil kembali lagi dan Donald Trump seharusnya memikirkan itu," tandas Graham, merujuk pada Presiden AS, Grover Cleveland, yang menjabat selama dua periode namun tidak secara berturut-turut. Cleveland menjabat Presiden ke-22 AS (masa jabatan 1885-1889) dan Presiden ke-24 AS (masa jabatan 1893-1897).(dtc)