Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pintu air yang berada di pinggir rel Sei Agul tidak bermanfaat karena hanya sebatas hiasan, tidak menjadi solusi persoalan banjir. "Dibuka atau ditutup pintu airnya, tetap kebanjiran. Ditutup, air hujan yang datang dari pemukiman akan memenuhi sungai yang dangkal. Ditutup, air dari gunung juga masuk," ucap tokoh masyarakat sekitar, Josua saat mendampingi Bobby Nasution meninjau lokasi, Rabu (11/11/2020).
Usai meninjau pintu air, Bobby Nasution dipandu relawan Timbul Sehati menyerap aspirasi warga di lahan kosong dekat pinggir rel. Berbagai permasalahan dengan antusias disampaikan warga kepada calon Wali Kota Medan nomor urut 2 ini. Mulai dari permasalahan utama, banjir, hingga permasalahan lampu jalan, sampah dan lapangan pekerjaan.
Terkait banjir, kata menantu Jokowi ini, infrastruktur sekunder sungai dapat diatasi Pemko Medan dengan pengerukan atau pendalaman sungai dengan menggunakan APBD. "Dan rencana saya dengan bang Aulia (Aulia Rachman, calon Wakil Wali Kota Medan), akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan primer sungai," terang dia.
Untuk masalah lampu jalan dan sampah, menurut Bobby memang menjadi masalah yang segera diselesaikan. Terlebih lampu, yang dapat mengundang kejahatan di malam hari. "Makanya Kota Medan harus dibuat terang. Kita jika sudah rancang program pengadaan 20.000 CCTV di kawasan rawan kejahatan untuk memberikan rasa aman warga," terang suami Kahiyang Ayu ini.
Untuk lapangan pekerjaan, Bobby Nasution mengatakan ke depannya akan fokus pada pergerakan UMKM. Terlebih di masa pandemi Covid-19, pendapatan warga menurun, daya beli juga menurun. Kondisi ini, otomatis membuat modal usaha berkurang. “Untuk membantu pelaku UMKM, sebenarnya modal dari pemerintah pusat ada sebesar Rp 2,4 juta. Harusnya bisa disosialisasikan oleh Pemko Medan agar semua masyarakat bisa mendapatkannya,” terang suami Kahiyang Ayu ini.
Apalagi, sambung Bobby, jatah Sumatera Utara sebanyak 1,5 juta pelaku UMKM. Dan berdasarkan data terakhir yang diterimanya, baru sekitar 400 ribu pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan dana tunai ini. “Jadi masih ada sekitar 1 juta pelaku UMKM lagi yang bisa menjadi penerima manfaat bantuan tunai Rp 2,4 juta,” terangnya.
Masih banyak warga yang belum bisa mengakses bantuan tunai Rp 2,4 juta ini, sambung Bobby, lantaran pendataan yang belum update. “UMKM yang selama ini mendapatkan bantuan, orangnya itu-itu saja, UMKM yang pernah mendapatkan pelatihan dari dinas (Koperasi dan UMKM Kota Medan), dan bantuan hanya diberikan kepada mereka,” ungkap dia.
Makanya, Bobby menyarankan agar pelaku UMKM tidak bergerak sendiri-sendiri lagi. Warga dan pelaku UMKM diminta kompak berkolaborasi, sehingga bisa dibuat suatu sentra usaha, yang kedepannya bisa dibantu modal, alat usaha serta mendapatkan pasarnya.