Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejalan dengan program Satgas COVID-19 yang semakin digencarkan kepada seluruh lapisan masyarakat, kader Keluarga Berencana (KB) dari Kecamatan Medan Maimun Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Marelan diminta menjadi agen sosialisasi Perwal No 27 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) bagi masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Medan, Usma Polita Nasution, mengatakan itu ketika tampil sebagai narasumber dalam Sosialisasi Peraturan Wali Kota (Perwal) Medan No 27/2020 yang bertempat di Posko Gugus Tugas Jalan Rotan, Medan Petisah, Kamis (12/11/2020). Selain Kadis PPKB Kota Medan, yang bertindak menjadi narasumber lainnya yakni Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Nurli dan Mutia Nimpar selaku Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan.
Usma Polita Nasution mengatakan, kader KB menempati posisi yang sangat baik dalam mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. "Sebagai kader KB, Ibu-ibu ini mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk mengedukasi masyarakat khususnya warga di lingkungan sekitarnya untuk paham dan mau mematuhi protokol kesehatan. Tidak hanya ketika keluar rumah bahkan sampai di rumah juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan sebelum memasuki rumah dan bertemu keluarga," ujarnya.
Usma Polita juga mengulangi hal-hal yang menjadi bagian dari protokol kesehatan agar para kader semakin paham untuk memberikan edukasi. "Protokol kesehatan yang harus kita pahami bersama di antaranya menggunakan masker dan face shield jika diperlukan saat meninggalkan rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak fisik paling dekat lebih kurang 1 meter untuk menghindarkan droplet," jelasnya.
Polita juga mengatakan bahwa kader KB yang memiliki tugas untuk melakukan sosialisasi mengenai program KB tentunya berpotensi bertemu banyak orang dan mengumpulkan massa. Untuk itu, Polita menekankan agar para kader KB agar disiplin menjalankan protokol kesehatan untuk dirinya dan ketika menggelar kegiatan sosialisasi KB.
"Kader KB hendaknya juga menerapkan protokol kesehatan dengan membuat jadwal yang jelas, ketika membuat pertemuan diharapkan tidak di ruangan tertutup. Namun jika terpaksa, harus tetap menjaga jarak dan melakukan pengecekan suhu tubuh kepada peserta sosialisasi KB sebelum melakukan kegiatan," tutur Usma Polita Nasution.
Polita juga mengimbau kader KB untuk gencar memberikan edukasi kepada para Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta KB aktif, terutama pada masa pandemi COVID-19. "Pengetahuan untuk pemilihan alat kontrasepsi bagi PUS harus digencarkan, karena memang pada masa pandemi ini, tingkat kehamilan tinggi sementara suasana di masa pandemi sedikit lebih susah mendapatkan layanan kesehatan karena harus keluar rumah serta berisiko tertular," ujarnya.
Meski begitu, tambah Polita, jika memang harus juga melakukan pengecekan kehamilan atau membawa anak melakukan imunisasi harus benar-benar mempersiapkan dengan baik sebelum keluar rumah, memakai masker dan face shield, anak juga diberikan perlindungan ekstra serta sedia hand sanitizer. "Begitu juga tenaga medis yang bertugas agar memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat melakukan pemeriksaan, " pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Mutia Nimpar, memberikan materi mengenai pengetahuan tentang gejala-gejala awal seseorang terinfeksi virus Corona. "Para kader KB ini juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagai gejala awal seseorang terjangkit virus Corona di antaranya, demam dengan suhu diatas 38°C, batuk kering dan sesak nafas. Jika terjadi gejala tersebut jangan langsung panik melainkan harus berpikir untuk terus meningkatkan imunitas tubuh dan memeriksakan kepada tenaga medis. Diharapkan masyarakat jangan lagi malu untuk mengungkapkan gejala yang dia rasakan agar penanganan oleh dokter lebih tepat sasaran," jelas Mutia.
Jika ada masyarakat atau tetangga kita yang terkonfirmasi COVID-19, jangan dikucilkan, karena pada hakikatnya virus Corona bukan aib bahkan seharusnya peran keluarga dan tetangga sangat diperlukan untuk menguatkan pasien itu.
"Jangan malah dikucilkan tetapi harus terus diberikan semangat dalam menjalankan isolasi. Memang COVID-19 ini memberikan jarak fisik bagi sesama kita, namun jarak sosial jangan sampai merenggang antar saudara dan tetangga untuk memberikan semangat yang mendorong kesembuhan pasien," kata Mutia.