Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Efek pandemi virus Corona (COVID-19) saat ini masih membuat penjualan rumah lesu. Meskipun sudah ada sedikit perbaikan karena masyarakat mulai berminat lagi untuk membeli properti tersebut.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida mengatakan penjualan rumah per Oktober 2020 tumbuh tipis 1,52%. Peningkatan penjualan terjadi pada rumah menengah seharga Rp 500 juta sampai Rp 1,5 miliar per unit.
"Sesuai dengan data BI (Bank Indonesia) penjualan kita itu kalau sampai Juli memang turun. Dari Agustus, September, Oktober, kita sudah ada peningkatan dikit 1,52%. Ini terjadi karena ada booming di penjualan harga Rp 1,5 miliar ke bawah," kata Paulus, Minggu (15/11/2020).
Melihat peluang itu, semua developer memilih melansir proyek perumahan berupa klaster atau proyek baru yang sesuai harga tersebut. Saat ini mereka lebih mencari properti yang kecil, namun tetap tidak melupakan konsep arsitektur.
"Karena tren yang ada berada sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar yang terbanyak sekitar 40-an%, sehingga kita mengubah developer ini untuk site plan ke yang lebih kecil tapi lebih sehat. Jadi arsitekturnya kita sesuaikan supaya aliran udara dan layout lebih memenuhi keinginan dari masyarakat," ucapnya.
Di luar itu, penjualan segmen rumah sederhana disebut masih turun sekitar 30%. Pasar rumah menengah dinilai lebih tumbuh untuk saat ini.
"Untuk rumah sederhana juga turun, jadi sampai dengan Oktober ini kita turun sekitar 30%. Yang meningkat itu di atas harga sederhana (menengah) khususnya yang harga paling gede sampai Rp 500 juta. Jadi penguasaan market itu ada di Rp 1,5 miliar ke bawah," imbuhnya.
Kondisi pertumbuhan penjualan pada kelas menengah dinilai tak lepas dari dukungan pemerintah yang memberikan stimulus bagi kelompok masyarakat yang menjadi konsumen properti di segmen tersebut.
"Memang karena ini pandemi global, banyak tergantung dari regulasi. Jadi dukungan relaksasi, stimulus yang diberikan pemerintah. Kemudian juga dari upaya kita merubah tren yang ada," tuturnya.(dtf)