Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi memaparkan isi dari pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang diikuti Presiden Joko Widodo hari ini. Ada dua KTT yang ikuti Jokowi hari ini.
Kedua KTT itu ialah KTT ke-11 ASEAN-PBB dan KTT ke-4 Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Menlu menjelaskan dalam KTT Asean-PBB, Jokowi mengatakan PBB harus bisa mengembalikan kepercayaan multirateralisme khususnya dalam menghadapi pandemi virus COVID-19.
"PBB juga harus mengembalikan kepercayaan terhadap multirateralisme. Kepercayaan ini akan tumbuh jika multirateralisme dapat memenuhi harapan masyarakat dunia termasuk dalam melawan pandemi. Dalam jangka pendek PBB harus berperan memenuhi akses terhadap obat-obatan dan vaksin untuk semua. Dalam jangka panjang PBB dan ASEAN dapat berkolaborasi memastikan kesiapan menghadapi pandemi," ujar Retno dalam konferensi pers yang disiarkan di Youtube Sekretariat Kepresidenan, Minggu (15/11/2020).
Jokowi, kata Retno juga menyampaikan sejumlah sistem yang dibangun ASEAN dalam menghadapi pandemi. Jokowi menyampaikan ada lima sistem dan mekanisme yang sedang dibangun ASEAN
"Di kawasan Asia Tenggara belajar dari pandemi ini Presiden menyampaikan bahwa kita berusaha membangun sistem dan mekanisme kawasan seperti ASEAN Response Fund for COVID-19, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, ASEAN Framework on Public Health Emergencies, dan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework," ujar Retno.
"Presiden yakin perbaikan pada sistem keamanan kesehatan nasional dan regional dapat menjadi pondasi yang kuat bagi perbaikan tatanan kesehatan global," lanjutnya.
Retno juga mengatakan, Jokowi menekankan pentingnya menjaga kemajemukan dan toleransi di tengah pandemi virus COVID-19. Jokowi mengatakan Indonesia mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama.
"Kalau ini dibiarkan ini akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstrimisme. Presiden menyampaikan ini tak boleh terjadi. Saat ini dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan dan kerja sama untuk mengatasi COVID dan tantangan global lainnya," ujar Retno.
Selanjutnya, dalam KTT RCEP, Retno mengatakan pertemuan kali ini merupakan hari yang bersejarah. Sebab, dalam pertemuan itu RCEP ditandatangani oleh 15 negara.
Retno menjelaskan RCEP merupakan inisiatif Indonesia sejak menjadi ketua pada tahun 2011. Retno menyebut Jokowi menyampaikan dengan ditandatanganinya RCEP bakal memberikan keuntungan bagi semua.
"Dalam pertemuan RCEP, Presiden menyampaikan hari ini adalah hari bersejarah karean dapat ditandatangani RCEP dan Presiden menyampaikan proses perundingan bukan hal yang mudah sejak keketuaan Indonesia tahun 2011. Presiden mengulangi membutuhkan waktu hampir satu dekade untuk bisa menyelesaikan perundingan ini. Ini bukti masih kuatnya komitmen kita tentang multiratelarlisme, ini menandai prinsip kita dalam perdagangan multirateralisme yang terbuka, adil dan menguntungkan semua. Dan lebih penting menurut Presiden memberikan harapan dan optimsme baru bagi pemulihan pasca pandemi dan sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi negara koordinator dalam proses perundingan ini," tuturnya.
Terakhir, Retno mengatakan dalam keseluruhan KTT ASEAN yang diikuti Indonesia, Jokowi menyampaikan tiga isu penting yang harus dijaga. Ketiga isu itu ialah pentingnya menjaga kerja sama bidang kesehatan, pentingnya saling koordinasi menjaga perekonomian dunia dan pentingnya menjaga stabilitas keamanan kawasan dan dunia.
"Secara konsisten presiden menyampaikan 3 isu. Pertama pesan mengenai pentingnya memperhatikan kerja sama di bidang kesehatan baik jangka pendek dan jangka panjangan yaitu membangun ketahanan kawasan dan dunia. Pesan kedua, mendorong kerja sama mengatasi dampak ekonomi dari pandemi. Kerja sama ini penting agar kondisi ekonomi dunia menjadi lebih baik tentunya tanpa mengorbankan ketaatan pada protokol kesehatan. Pesan ketiga penting terus menjaga stabilitas kawasan dan dunia. Hal ini terus ditekanan oleh Presiden mengingat rivalitas kekuatan besar semakin menajam. Upaya untuk menangani pandemi dan ekonomi akan terhambat jika isu perdamaian dan stabilitas tidak terus dijaga," tutur Retno.(dtc)