Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengungkap dua pertiga responden bersedia menerima vaksin COVID-19. Sayangnya, tidak semua bisa mendapatkannya secara gratis.
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam rapat kerja dengan DPR RI menyebut ada 107 juta orang di Indonesia yang akan mendapat vaksin COVID-19. Dari jumlah tersebut, yang mendapat vaksin gratis melalui skema program hanya 32 juta.
Menurut survei Kemenkes-ITAGI, 35 persen responden bersedia membayar untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Kelompok ini tentunya didominasi oleh responden dengan penghasilan kelas atas, sebanyak 74 persen dan hanya 22 persen dari kelompok miskin.
Soal harga, survei menunjukkan kesediaan untuk membayar dengan harga sebagai berikut:
Rp 50.000 (31 persen)Rp 50.000 - Rp 100.000 (28 persen)Rp 100.000 - Rp 150.000 (14 persen)Rp 150.000 - Rp 200.000 (10 persen)Rp 250.000 - Rp 300.000 (6 persen)Rp 400.000 - Rp 500.000 (4 persen)Di atas Rp 500.000 (4 persen)
Ketua ITAGI Prof Dr Sri Rezeki S Hadinegoro, SpA (K) mengatakan, penerimaan vaksin COVID-19 umumnya didasari keinginan untuk segera mengakhiri pandemi.
"Masyarakat jelas bersedia divaksinasi untuk memutus rantai penularan namun pemerintah harus memastikan agar jumlah vaksin COVID-19 cukup dan aksesnya merata agar cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok," katanya.(dth)