Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sejumlah harga saham perkebunan mengalami kenaikan belakangan ini seiring dengan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang kembali bertengger di atas RM 3.000/metrik ton. Selain itu, pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS) ditambah dengan temuan vaksin Covid-19 juga membuat kenaikan yang cukup signifikan bagi kinerja harga saham perkebunan.
Sebagai contoh, perusahaan PT Eagle High Plantation (BWPT). Harga sahamnya mengalami kenaikan dari posisi 4 November di harga Rp 94 per lembar, menjadi Rp 104 per lembar saat ini. Atau mengalami kenaikan sekitar 10,6% dalam kurun waktu 2 pekan belakangan. Bahkan harga saham BWPT sempat meroket di kisaran Rp 106 per lembar pada tanggal 13 November silam. Selanjutnya, harga saham PT London Sumatera Indonesia Plantation (LSIP) juga mengalami kenaikan.
"LSIP naik dari posisi Rp 955 per lembar saham pada tanggal 4 November, menjadi Rp 1.095 per lembarnya pada saat ini. Harga saham LSIP naik 14% lebih dalam dua pekan terakhir," kata analis pasar modal, Gunawan Benjamin, Rabu (18/11/2020).
Harga saham perkebunan lainnya yang mengalami kenaikan juga terjadi pada PT Sampoerna Agro (SGRO). Dimana pada saat Pilpres AS berlangsung pada tanggal 4 bulan ini, harganya berkisar Rp 1.285 per lembar. Saat ini harga sahamnya sudah di Rp 1.560 per lembar saham.
Saham perkebunan lainnya seperti AALI juga mengalami kenaikan. Pada tanggal 4 November silam harga saham AALI Rp 10.550 per lembar saham. Saat ini dijual dikisaran Rp 11.000 per lembar saham. Kenaikan harga saham SGRO jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kenaikan harga saham perkebunan lainnya. Saham SGRO naik lebih dari 21% selama sepekan terakhir. Sementara AALI harga sahamnya naik 4% lebih dalam dua pekan terakhir.
"Kenaikan harga saham perkebunan tidak terlepas dari kinerja harga komoditas yang mengalami kenaikan tajam belakangan ini. Dimana harga CPO mengalami kenaikan tajam dari posisinya dikisaran RM 2.700 per metrik ton, menjadi RM 3.300 per metrik ton saat ini," kata Gunawan.
Membaiknya harga komoditas belakangan bukan hanya baik bagi petani. Tetapi di pasar saham harga saham, sektor perkebunan khususnya sawit mengalami kenaikan yang tajam. Kedepan, kata Gunawan, selama ekspektasi terkait pemulihan ekonomi terus terjadi, ditambah vaksin Covid-19 siap edar, maka haga saham perkebunan akan bertahan mahal.