Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Santiago. Ratusan orang melakukan aksi protes di Santiago, ibu kota Chile, pada Rabu (18/11) untuk menuntut pengunduran diri Presiden Sebastian Pinera. Tuntutan itu muncul atas praktik penindasan polisi terhadap aksi protes soal masalah sosial di negara itu.
Dilansir AFP, Kamis (19/11/2020), polisi menembakkan gas air mata dan water cannon untuk mencegah sekitar 500 pengunjuk rasa yang mendekati Istana Kepresidenan Moneda.
Para demonstran memblokir jalan raya utama ibu kota di dekat istana selama sekitar dua jam. Aksi itu membuat warga yang sedang beraktivitas turut terkena dampak gas air mata.
Protes itu terjadi tiga minggu setelah Chile memberikan suara terbanyak dalam referendum untuk menggantikan konstitusi yang diwarisi dari kediktatoran Augusto Pinochet 1973-1990, yang bertanggung jawab atas ketidaksetaraan yang mencolok di negara Amerika Selatan itu.
Referendum adalah tuntutan utama setelah demonstrasi berbulan-bulan yang menewaskan lebih dari 30 orang terjadi pada Oktober 2019. Awalnya menentang kenaikan tarif angkutan umum tetapi dengan cepat berubah menjadi kemarahan yang lebih luas pada ketimpangan sosial.
Meskipun hampir 80 persen persetujuan untuk perubahan itu, salah satu demonstran yang bernama Alex Acuna dan berusia 37 tahun mengatakan kepada AFP bahwa dia ikut serta dalam demonstrasi karena "belum ada yang dicapai".
Pinera memang selalu diminta mundur dari awal karena semua yang terjadi dalam ledakan sosial, seperti pelanggaran HAM yang sistematis, katanya.
"Ada korban tewas, sejumlah orang mengalami trauma mata, dan tidak ada yang bertanggung jawab! Komando tinggi tidak pernah ke pengadilan atau penjara," katanya.
Menteri Dalam Negeri Victor Perez mengundurkan diri awal bulan ini setelah Kongres menyetujui dakwaan konstitusional terhadap dia atas penanganan polisi atas aksi protes, setelah secara luas dikutuk oleh organisasi hak asasi manusia.
Danae Cariqueo, pengunjuk rasa lainnya, mengatakan demonstrasi anti-pemerintah akan terus berlanjut.
"Anda tidak bisa melepaskan jalan, di situlah orang-orang membuat diri mereka didengar," kata pria berusia 27 tahun itu.(dtc)