Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Riyadh. Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, melontarkan pernyataan bernada meneduhkan untuk Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Dia menyatakan bahwa kerja sama energi bisa menjadi landasan untuk menjalin 'hubungan baik'.
Seperti dilansir AFP, Kamis (19/11/2020), Saudi selama ini menjadi sekutu dekat Presiden Donald Trump, yang kalah dari Biden dalam pilpres 3 November lalu. Biden sebelumnya berjanji untuk menindak tegas kegagalan penegakan HAM di Saudi, sebuah ancaman yang ditolak para pengamat Saudi sebagai gertakan belaka.
"Kita memiliki program bilateral, kita memiliki aspirasi bersama untuk mengurangi emisi dalam sektor tenaga," sebut Pangeran Abdulaziz dalam pernyataan kepada wartawan di Riyadh.
"Jika kita dapat membantu satu sama lain secara bilateral... itu akan menjadi landasan yang baik untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintahan Biden yang akan datang," cetusnya.
Pangeran Abdulaziz bersikeras menyatakan hubungan Saudi dengan AS, yang didasarkan pada tujuan bersama untuk menjaga stabilitas pasar minyak, tetap kuat selama beberapa dekade meskipun ada berbagai 'badai'.
"Pemerintahan (AS) datang dan (pergi), tapi pilar utama dari hubungan ini masih berjaya," ucapnya menjelang pertemuan G20 yang dipimpin Saudi pada akhir pekan ini.
"Jadi saya tidak memiliki keraguan dalam pikiran saya bahwa kita akan, seperti yang kita lakukan di masa sebelumnya dengan seluruh pemerintahan, memiliki hubungan yang berhasil dan kita akan memiliki program energi gabungan," imbuh Pangeran Abdulaziz.
Saudi lolos dari tekanan AS di bawah pemerintahan Trump, yang bersama menantunya, Jared Kushner, menikmati hubungan pribadi dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman -- penguasa de-facto Kerajaan Saudi.
Diketahui bahwa, menurut BBC, saat Biden dinyatakan sebagai pemenang pilpres AS 2020, pemerintah Saudi membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons dibandingkan saat Trump terpilih pada pilpres sebelumnya.
Kekalahan Trump disebut membuat Pangeran Mohammed rentan terhadap pengawasan baru dari AS, yang merupakan sekutu terdekat Saudi dari Barat. Hal itu nantinya akan bisa membuat Pangeran Mohammad terisolasi di tengah tantangan ekonomi yang membahayakan agenda reformasinya, perang yang melanda negara tetangganya Yaman dan kantong-kantong oposisi domestik terhadap pemerintahannya.(dtc)