Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Obat Gilead AS, remdesivir, yang dipakai untuk pasien COVID-19 di rumah sakit kini tak lagi direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam pedoman barunya, disebutkan tak ada bukti remdesivir meningkatkan kelangsungan hidup.
"Remdesivir obat Gilead tidak direkomendasikan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, terlepas dari seberapa sakit mereka," jelas WHO pada Jumat, dikutip dari Reuters.
"Karena tidak ada bukti bahwa itu meningkatkan kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan ventilasi," lanjut WHO.
WHO menegaskan data tak menunjukkan remdesivir mengurangi angka kematian dan kebutuhan ventilator pasien COVID-19 di RS. Remdesivir sebelumnya menjadi sorotan dunia usai menunjukkan hasil studi awal yaitu berhasil memangkas waktu sembuh pasien COVID-19.
Uji solidaritas WHO bulan lalu mencatat remdesivir memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kematian atau lamanya 28 hari rawat inap untuk pasien COVID-19 di RS.
Remdesivir menjadi salah satu obat yang digunakan untuk Donald Trump kala terinfeksi COVID-19, dan telah ditunjukkan dalam penelitian sebelumnya dapat mempersingkat waktu pemulihan.
WHO Guideline Development Group (GDG) mengatakan rekomendasinya didasarkan pada tinjauan bukti yang mencakup data dari empat uji coba acak internasional, melibatkan lebih dari 7.000 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.
Setelah meninjau bukti, panel mengatakan, remdesivir mahal dan rumit untuk diberikan, tidak memiliki efek yang berarti pada tingkat kematian atau hasil penting lainnya bagi pasien COVID-19.
"Terutama mengingat implikasi biaya dan sumber daya yang terkait dengan remdesivir, panel merasa tanggung jawab harus pada menunjukkan bukti kemanjuran (pada pasien COVID-19) yang tidak ditentukan oleh data yang tersedia saat ini," tambah WHO dalam pedoman tersebut.(dth)