Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dirut PT Medan Bus, Jumongkas Hatagaol, buka-bukaan terkait adanya penolakan sejumlah supir angkot setelah bus Trans Metro Deli beroperasi di Kota Medan. Ia menyebut sejauh ini yang menolak operasional Trans Metro Deli adalah supir angkot dari RMC (Rahayu Medan Ceria). Di mana, Dirut dari RMC adalah Mont Gomery Munthe yang juga Ketua Organda (Organisasi Angkutan Daerah) Medan.
Saat lelang pengadaan program BTS (Buy the Servis), kata dia, ada 3 perusahaan dengan penawaran terbaik, yakni PT RMC, PT DAMRI, dan PT Medan Bus.
"DAMRI kalah karena mau pakai bus bekas. RMC kalah karena ada persyaratan yang tidak mampu dipenuhi. Akhirnya Medan Bus yang ditetapkan sebagai pemenang," ujarnya, Jumat (20/11/2020).
"Begini, kalau dibilang Organda, kebetulan Ketua Organda Dirut PT RMC dan ikut tender, tetapi kalah, kan itunya, susah tuntutan mereka, kalau ini bukan soal gratis atau tidak tapi lebih karena protes kalah (tender)," bebernya.
BACA JUGA: Bus Buy the Servis Beroperasi, Malam Ini Supir Angkot Mogok
Setelah ditetapkan sebagai pemenang tender, Jumongkas melakukan pertemuan dengan seluruh pengusaha angkutan. Pertemuan itu diinisiasi oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Medan.
"Jadi waktu PT Medan Bus yang diumumkan menang, saya minta Dishub memanggil semua, agar Dishub menginisasi pertemuan, karena di awal kita ada bicara konsorsium. Tapi, konsorsium bukan hanya kata-kata, tapi ikut modal," akunya.
Menurut dia, ketika kemampuan modal tidak mampu dipenuhi oleh rekan-rekan pengusaha angkutan lain, maka rencana konsorsium dibatalkan.
"Kemampuan di modal tidak ada, jadi konsorsium tidak jadi. Jadi saya mencari investor, itu kegagalan itu," pungkasnya.
Ketua Organda Medan, Mont Gomery Munthe, mengatakan pihaknya tetap menolak operasional Trans Metro Deli karena tidak berbayar alias gratis.