Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Syaiful Fachri (39) warga Gohor Lama, Stabat, Kabupaten Langkat tak kuasa menahan kesedihannya saat menceritakan nasib yang menimpa anak ketiganya yang lahir dengan kondisi usus di luar perut kepada Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) Abyadi Siregar, Sabtu (21/11/2020). Di mana, anak lelakinya yang berusia 7 hari itu belum juga kunjung dioperasi oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, sejak dirawat pada Sabtu (14/11/2020).
Syaiful menceritakan, mulanya dirinya tak menyangka anaknya akan lahir dengan kelainan bawaan. Namun setelah proses persalinan yang dilakukan di bidan tempatnya, ternyata anaknya lahir dengan seluruh ususnya berada di luar tubuh, sehingga, bayi bernama Fadil Fachrizi ini langsung dilarikan ke RS Putri Bidadari Binjai, yang selanjutnya dirujuk ke RSUD dr Pirngadi Medan.
Setibanya di RS milik Pemko Medan ini pukul 14.00 WIB, bayi malang tersebut langsung dirawat di ruang Perinatologi. Namun sampai sekarang, belum kunjung dioperasi, sehingga dia pun meminta agar anaknya dapat dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik.
"Saya mohon kalau bisa dibantu anak saya pak. Saya nggak ngerti pak, kalau bisa dioperasi. Kalau Allah lebih sayang kepada anak saya, saya ikhlas pak, tapi paling tidak ada tindakan," lirihnya.
Didampingi Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan Ombudsman Sumut James Marihot Panggabean, Abyadi pun melakukan kunjungan ke ruang perawatan bayi itu. Dalam kunjungannya, mereka pun sempat berdialog dengan perwakilan manajemen rumah sakit terkait kodisi gastroschisis yang dialami Fadil.
Melalui sambungan telepon, dokter bedah RSUD dr Pirngadi Medan, dr Sayed Misyari' SpB menjelaskan, bahwasanya kelaianan bawaan yang dialami pasien bukan salah siapa-siapa. Hal ini terjadi karena kuasa dari yang Maha Kuasa.
"Tidak ada yang salah di sini. Bukan karena makanan dan bukan salah ayah dan ibunya," sebutnya.
Sementara, terkait operasi yang belum dilakukan, Sayed menjelaskan bahwa dalam kondisi pasien yang sekarang akan sangat sulit dilakukan operasi, karena seluruh usus termasuk kantong kemihnya dalam posisi diluar perut. "Bagaimana usus yang begitu banyak di luar dimasukkan ke dalam kantong perut yang kecil. Jangan sampai membedah akan memperburuk keadaan, dan menyakiti," jelasnya.
Kendati begitu, Sayed menyampaikan, penanganan yang dilakukan terhadap bayi sudah maksimal, sehingga bayi dalam kondisi stabil. Dia menegaskan juga terus memberikan dukungan penuh agar bayi dapat terus bertahan.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar mengatakan, kunjungan yang mereka lakukan ini merupakan Reaksi Cepat Ombudsman (RCO) dalam merespon laporan yang diterima. Akan tetapi setelah melihat langsung dan berkomunikasi dengan pihak Pirngadi, terhadap pasien diketahui telah diberikan berbagai upaya pelayanan.
"Termasuk menjelaskan kondisi pasien. Tapi perhitungan dokter bedah kalau (ususnya) dimasukkan sama halnya dengan menyakiti karena perutnya yang kecil. Hal ini lah yang membuat mereka tidak bisa melakukan operasi," tuturnya.
Sementara itu, terkait harapan keluarga agar dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik, Abyadi menyatakan akan segera mengkoordinasikannya. Karena menurut penjelasan pihak RS Pirngadi mereka telah mengkomunikasikannya melalui sistem sis rute dalam proses rujukan.
"Tapi memang Pirngadi mengaku belum mendapatkan respon. Ini lah yang nanti akan kita koordinasikan. Dari sisi pelayanan, sejauh ini saya lihat sudah proporsional, tetapi tetap akan kita kroscek lagi," pungkasnya.