Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Amsterdam. Belanda terkenal dengan wisata ganja dan red light distriknya. Mau lebih sehat, Belanda berencana untuk tidak menjual rokok sembarangan.
Dilansir dari Ducth News, kebijakan ini sedang dalam konfirmasi keputusan pada rapat kabinet. Kalau sah, peraturan ini akan dimulai pada tahun 2024.
Nantinya supermarket tidak lagi menjual rokok dan tembakau linting. Pemerintah mencoba untuk mengurangi rokok dan ketersediaan rokok.
Sebenarnya sejak rokok telah dijual dalam kemasan coklat dan disembunyikan dalam pandangan umum sejak bulan lalu. Hanya outlet spesialis saja yang bisa mendapat izin untuk menjual rokok secara terbuka.
Belum lagi harga tembakau yang terus naik membuat Belanda enggan untuk meneruskan penjualan rokok. Harga tembakau di Belanda sudah naik hampir 20 persen tahun ini.
Pelan-pelan, pemerintah Belanda mulai menaikkan harga sebungkus rokok. Tahun ini sebungkus rokok dijual 10 Euro atau sekitar Rp 168 ribuan. Sementara tahun depan, rokok akan kembali naik 12 sen.
Setelah dievaluasi ada sekitar 22 persen penduduknya masih ketergantungan rokok. Korbannya 35.000 orang meninggal karena rokok, kelebihan berat badan atau minuman keras.
Belanda sendiri memiliki program pencegahan dari pemerintah yang bernama Nationaal Precentieakkord. Tujuan dari program ini adalah mengembalikan jumlah perokok dan peminum miras menjadi 5 persen dan jumlah orang yang kelebihan berat badan menjadi 38 persen pada tahun 2040.
Negeri Kincir Angin ini memang selalu jadi yang pertama di dunia. Sebelumnya pelegalan ganja juga dimulai dari Belanda. Sehingga banyak turis yang datang ke sana hanya untuk menghisap ganja.
Kemudian ada red light district Wilayah ini memang bukan untuk hiburan wisatawan. Hanya yang benar-benar pelanggan saja yang boleh masuk.(dtt)