Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pasar modal belakangan ini dinaungi sentimen positif. Namun seiring dengan kembali mengganasnya virus COVID-19, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan terkoreksi pekan depan.
IHSG pekan kemarin mengalami peningkatan 2,03% dari posisi 5.461,058 pada penutupan pekan sebelumnya ke level 5.571,656.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai pekan lalu pasar bergerak sangat positif akibat kemajuan dari pengembangan vaksin COVID-19. Data final vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menunjukkan efektif 95% mencegah virus tersebut.
"Vaksin menimbulkan harapan ekonomi dunia akan segera pulih di semester dua 2021," ucapnya, Minggu (22/11/2020).
Namun di tengah harapan positif terhadap vaksin, terjadi lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara. Di Amerika Serikat minggu ini terjadi kenaikan rata-rata mingguan 26% kasus dibandingkan pekan sebelumnya.
Di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Kemarin tercatat kasus positif bertambah 4.998 hari ini, sehingga total kasus positif Corona sedari awal pandemi hingga hari ini berjumlah 493.308.
Di Jakarta bahkan mengalami pecah rekor. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan tes PCR sebanyak 12.898 spesimen. Sebanyak 10.291 orang dites PCR pada Sabtu untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.198 positif dan 9.093 negatif.
Hans mengatakan, dengan meningkatnya kasus COVID-19 itu disertai mulai turunnya optimisme vaksin COVID-19 membuat pasar saham diperkirakan akan konsolidasi melemah.
"Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG. Support IHSG di level 5.541 sampai 5.462 dan resistance di level 5.628 sampai 5.657," terangnya.
Analis Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper juga memprediksi IHSG akan melemah di awal pekan. Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang resistance 5.652-5.611 dan support 5.546-5.522.
"IHSG diprediksi Melemah. Secara teknikal saat ini pergerakan diperkirakan masih akan mengalami koreksi. Pergerakan akan minim sentimen dari data perekonomian pada awal pekan. Serta kasus COVID-19 secara global masih menjadi sorotan dimana di berbagai negara banyak berkembang kasus baru," tuturnya.(dtf)