Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tidak ada yang menyangka jika pandemi virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang melanda mampu memengaruhi berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi. COVID-19 telah berdampak kepada anjloknya aktivitas ekonomi dan melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini ini juga dialami para pelaku usaha, termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang di saat krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun lalu mampu bertahan dan justru menjadi penyelamat. Saat ini sektor UMKM juga terdampak Pandemi COVID-19.
Meskipun demikian, pelaku UMKM tetap berusaha bertahan dan mencari jalan keluar agar roda produksi usaha mereka tetap berputar. Penurunan omzet hingga 40%-50% tidak membuat UMKM menyerah menghadapi keadaan. Penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat menjadi pedoman untuk tetap berusaha.
Hal ini diakui oleh Paolina IB, salah seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Medan, yang bergerak dibidang kuliner, saat berbincang dengan www.medanbisnisdaily.com, Minggu (22/11/2020),
Pemilik D'BOSS Kitchen yang beralamat di Jalan Garu VI, Medan ini mengakui jika pandemi COVID-19 telah memukul aktivitas masyarakat, termasuk ekonomi. Bahkan diakuinya kondisi ini yang terparah dialaminya sejak dia mengawali usaha ditahun 2006.
Wanita kelahiran Kota Palembang tahun 1977 ini mengawali bisnis kulinernya tahun 2006 dengan membuat makanan ringan khas Palembang yakni empek-empek dalam berbagai rasa dan bentuk. "Seperti empek-empek kapal selam, empek-empek lenjer, panggang. Kemudian saya juga membuat tekwan, otak-otak dan lainnya. Semuanya makanan ringan khas Palembang," ujarnya.
Makanan buatannya tersebut dipasarkan melalui kafe-kafe di sekitaran Kota Medan dan juga dengan menyewa tempat di dekat salah satu sekolah swasta di Kota Medan. Meskipun usahanya itu lumayan berkembang dan permintaan terus meningkat, namun Paolina akhirnya menghentikan sementara bisnisnya, karena harus mengurus keluarga. "Selang beberapa tahun kemudian, saya kembali melanjutkan pembuatan makanan khas Palembang ini. Usaha ini kemudian berkembang dengan pembuatan kue, roti, pizza, puding dan sebagainya," ujarnya.
Penjualan terus meningkat seiring dengan masuknya permintaan dari kalangan perkantoran maupun pihak-pihak yang mengadakan pesta dan sejenisnya. "Jadi pasarnya semakin berkembang. D'BOSS Kitchen tidak hanya melayani permintaan perorangan, namun juga kalangan perkantoran dan pihak-pihak yang mengadakan pesta, arisan dan lainnya," jelasnya.
Berkembangnya pemasaran, pembayaran dan transportasi secara online beberapa tahun lalu juga dimanfaatkan Paolina untuk mengembangkan usahanya. Dirinya mengakui jika pemasaran secara online memberikan banyak manfaat. Sistem perdagangan online mampu membuat produk yang dipasarkan lebih segar, lebih praktis dalam hal pembayaran, lebih cepat tiba di konsumen, dan jangkauan pemasaran lebih luas.
"Pada tahun 2019, saya membuka kursus membuat bakery dan cooking bersama dua rekan usaha, yakni Lilyana Robert dan Esterida Basaria Manurung. Dan ditahun yang sama, kami juga sudah mengurus dan memperoleh izin usaha dari dinas terkait di Kota Medan. Kami juga didaftarkan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan sebagai mitra binaan, karena salah satu bahan baku untuk membuat makanan ringan khas Palembang ini adalah ikan," ujarnya.
Kursus kuliner yang dikelola D'BOSS Kitchen ini juga mendapat respons positif dan banyak warga yang mengikutinya. Terutama untuk pembuatan empek-empek dan makanan ringan khas Palembang lainnya. Kedua bisnis tersebut, yakni pembuatan makanan dan kursus kuliner terus berkembang.
Namun semuanya kemudian berubah saat pemerintah mengumumkan masuknya virus Corona di Indonesia pada Maret 2020 dan disusul dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu berikutnya. Disela-sela itu juga diumumkan adanya pasien COVID-19 di Sumatra Utara (Sumut), termasuk di Medan.
"Melihat bahayanya dari penyebaran COVID-19 dan juga penerapan PSBB itu, kami memutuskan menghentikan sementara usaha ini. Apalagi waktu itu banyak pasien yang meninggal dan, disisi lain, sosialisasi tentang gerakan 3M yakni, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak, masih belum masif. Kami juga khawatir terinfeksi dengan virus ini. Hal itu yang membuat D'BOSS berhenti beroperasi sementara," ujar Paolina.
Namun beberapa bulan kemudian pemerintah mulai mengenalkan istilah era new normal, di mana masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat. Pemerintah juga menyosialisasikan pentingnya gerakan 3M serta juga melakukan 3T, yakni testing, tracing dan treatment secara gencar. Dan untuk memulihkan daya beli masyarakat, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan dalam bentuk penyaluran bantuan langsung tunai (BLT), pemberian sembako, Kartu Prakerja, bantuan tunai UMKM dan peserta BPJS Ketenagakerjaan dan banyak bantuan lagi. Hal ini juga didukung dengan keterlibatan sektor swasta yang turut menyediakan bantuan.
Paolina bersyukur telah mendapatkan bantuan pemerintah tersebut. Hal ini sangat berarti bagi dirinya, terutama sebagai modal awal beroperasi kembali D'BOSS Kitchen. "Bantuan ini kemudian saya gunakan untuk membeli bahan baku. Perlahan-lahan usaha bakery dan cooking dari D'BOSS Kitchen kembali berjalan, khususnya berkat bantuan pemerintah tersebut. Kemudian berlanjut dengan kursus kuliner yang menyusul dibuka kembali," tuturnya.
Paolina mengatakan, meskipun omzet penjualan merosot drastis hingga 50% pasca beroperasi kembali di masa pandemi ini, namun dirinya tetap optimis. "Pesanan sudah mulai ada dan sekarang didominasi pesanan perorangan. Meski belum bisa seperti sebelum pandemi, saya bersyukur dan tetap optimis usaha akan terus membaik. Terutama sekarang sudah hadir teknologi digital yang membantu kita berusaha," tuturnya.
Khusus untuk kursus kuliner, pihaknya menerapkan protokol kesehatan. Apabila sebelum pandemi, jumlah peserta bisa mencapai 8-10 orang untuk satu kali pertemuan, maka saat ini jumlahnya dibatasi hingga maksimal 50% saja. Dan sebelum masuk ruang kelas, peserta wajib diukur suhu tubuhnya dengan memakai thermogun, wajib mencuci tangan terlebih dahulu serta memakai masker dan menjaga jarak selama kursus.
Paolina berharap, suatu saat virus Corona ini dapat lenyap. Selain itu, dirinya juga mendukung upaya pemerintah untuk menyediakan vaksinasi COVID-19. Kombinasi vaksinasi, gerakan 3M dan 3T, ditambah dengan mengkonsumsi makanan bergizi diharapkan mampu membantu menghentikan penyebaran COVID-19. "Semoga virus ini juga dapat benar-benar lenyap dan ekonomi dapat pulih kembali. Sehingga semua orang dapat beraktivitas dan ekonomi berjalan normal," harapnya.