Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Petani karet di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, saat ini direpotkan datangnya cuaca ekstrim dan hujan. Padahal, saat ini harga jual karet mereka sedang naik mencapai Rp 9.500/kg.
"Cuaca yang ekstrim, cukup merepotkan sehingga petani karet kewalahan melakukan penyesuaian," kata S Narta Tarigan, salah seorang pemilik lahan karet di Jalan Berdikari Kecamatan Bahorok, saat ditemui di Pajak getah Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Minggu, (22/11/2020).
Menurutnya, curah hujan yang tidak menentu sangat mengusik kegiatan penyadapan/menderes pohin karet. Bayangkan saja, jika hujan turun di malam hari, maka setidaknya pukul 09.00 WIB esok harinya, baru bisa memulai bekerja. Menjelang tengah hari, hujan turun lagi. Belum selesai menyadap maka penderes akan pontang-panting di lapangan menyelamatkan produksi getah cair.
Jika tidak ekstrim cuacanya, biasanya getah cair bisa langsung dikentalkan dengan menggunakan bahan sejenis cuka ataupun latek karet cair, maka getah cair akan membeku. Karena ini hujan, maka getah tadipun menjadi air dan tidak menghasilkan apa -apa.
Kerepotan juga sering dialami saat selesai menyadap pohon karet meninggalkan lahan, dan tiba -tiba turun hujan. Terpaksa petani mengemasi penyadapannya, jika kerjaannya tidak ingin sia-sia.
Disinggung tentang nilai jual karet dipasaran, kalangan petani karet di Bahorok mengaku, saat ini harg jualnya mencapai Rp 9.500/kg. Harga tersebut sudah mengalami kenaikan, meski belum memuaskan tetapi setidaknya telah terlihat ada perubahan.
Petani karet juga berharap adanya penyesuaian harga jual, seperti jarga karet 12 tahun silam, yang pernah jaya hingga diatas Rp 18.000/kg.