Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pesawat Boeing 737 Max telah kembali. Tapi, tidak semua orang senang dengan hal ini.
Diberitakan CNN, Selasa (24/11/2020), sudah dua puluh bulan lamanya pesawat andalan Boeing dikandangkan karena dua kecelakaan fatal. Kini, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS membuka jalan bagi pesawat ini untuk terbang lagi.
Bagi maskapai yang akan mengoperasikan Boeing 737 Max ada masalah kompleks yang telah menunggu. Bagaimana mereka akan menanggulangi penumpang yang takut naik pesawat itu?
Dulu, maskapai berbondong-bondong ingin menerbangkan Boeing 737 Max saat pertama kali diluncurkan oleh pabrikan, tahun 2017. Kini, ada sekitar 5.000 armada yang tersebar di seluruh dunia.
Jadi generasi keempat dari 737, Max memberikan peningkatan efisiensi besar-besaran dalam hal efisiensi bahan bakar, yakni 14% lebih sedikit daripada generasi sebelumnya.
Mesinnya yang baru dan efisien juga menawarkan jejak kebisingan 40% lebih kecil di atas permukaan tanah. Penerbangannya pun lebih tenang bagi mereka yang berada di dalam kabin.
Maskapai penerbangan sangat antusias dengan Boeing 737 Max dan dengan bangga menunjukkannya kepada pelanggan mereka saat pertama kali beroperasi. Kemudian kecelakaan dimulai.
Pada 29 Oktober 2018, Boeing 737 Max milik Lion Air terjun ke Laut Jawa sesaat setelah lepas landas. Kemudian pada 10 Maret 2019, penerbangan Ethiopian Airlines jatuh setelah enam menit lepas landas.
Kemiripan antar kecelakaan sangatlah mencolok. Sebelum penyebab akhir ditentukan, tekanan di seluruh dunia menyebabkan pesawat Boeing 737 Max dikandangkan.
Rasa takut naik Boeing 737 Max
Pada saat pelarangan, American, Southwest, dan United adalah operator AS yang menerbangkan Boeing 737 Max dengan total 72 pesawat, menurut data Cirium. Lalu pesawat itu segera dikirim ke penyimpanan jangka panjang dan pengiriman selanjutnya ditangguhkan.
Selama 20 bulan terakhir, dibertahu lewat berita tentang apa yang salah dari Boeing 737 Max.
Awalnya, pilot yang tidak berpengalaman disalahkan atas kecelakaan tersebut. Lalu, terkuaklah kesalahan terbesarnya dari sistem otomatisasi pesawat.
Pengungkapan ini membuat para traveler merasa tidak nyaman. Kan ketika berita buruk menumpuk, keyakinan bahwa Boeing 737 Max tidak aman semakin tertanam di benak para pelancong.
Boeing 737 Max sekarang telah ditinjau secara menyeluruh oleh regulator. Sistemnya juga telah dirombak ulang oleh Boeing sehingga dianggap sangat aman.
Persyaratan pelatihan pilot tambahan akan membantu menanamkan kepercayaan yang lebih besar di pesawat. Tapi sulit untuk menghilangkan rasa takut yang akan dihadapi banyak traveler dalam waktu dekat.
Untuk alasan itu, maskapai penerbangan telah merespons dengan kebijakan khusus bagi traveler saat mereka membawa pesawat Boeing 737 Max kembali ke layanan.
Ada desas-desus bahwa Boeing sedang mempertimbangkan untuk mengubah merek Boeing 737 Max. Ini sebagai cara untuk memutuskan hubungan dengan masa lalu, dengan pesawat yang bermasalah.
Transparansi dan fleksibilitas
Maskapai juga tampaknya menerima gagasan bahwa memutuskan hubungan dengan masa lalu adalah ide buruk untuk membangun kepercayaan pelanggan. Semua operator yang berbasis di AS telah memperjelas bahwa mereka akan memastikan pelanggan tahu jika mereka terbang dengan Boeing 737 Max.
American Airlines telah menerima pengiriman 24 pesawat Boeing 737 Max sebelum dikandangkan. Ada 10 pesawat lagi sebelum akhir tahun.
Maskapai ini akan menempatkan kembali pesawat Boeing 737 Max ke layanan komersial reguler dengan satu penerbangan per hari yang dijadwalkan antara Miami dan LaGuardia New York mulai 29 Desember.
Saat traveler mencari dan memesan di situs American Airlines, mereka akan melihat pesawat jenis apa yang dioperasikan pada setiap penerbangan. Jika itu Boeing 737 Max, maka akan ditampilkan dengan jelas.
Jika sebelumnya seseorang memesan Boeing 737 Max dan kemudian merasa tidak nyaman, maka akan ada beberapa pilihan atau fleksibilitas tiket yang memungkinkan perubahan tanpa biaya.
American Airlines juga akan memberi tahu bila ada perubahan pesawat ke Boeing 737 Max. Traveler dapat berpindah ke penerbangan lain atau membatalkannya dan harga tiket diubah menjadi poin yang dapat digunakan untuk memesan di masa mendatang.
United Airlines memiliki 14 pesawat MAX saat ini dalam armadanya. Perusahaan akan mengambil satu langkah lebih jauh ketika mengembalikan pesawat Boeing 737 Max ke dalam layanan pada kuartal pertama 2021, dan menerapkan kebijakan serupa di atas.
Pilihan alternatif
Southwest adalah operator terbesar Boeing 737 Max sebelum mengandangkan 34 pesawatnya. Operator ini tidak akan menerbangkan kembali pesawat itu hingga kuartal kedua 2021.
Southwest belum mengeluarkan pedoman pelanggan terkait Boeing 737 Max. Tetapi, maskapai memungkin penumpang pindah ke pesawat 737-700 atau 737-800 saat mendekati tanggal keberangkatan dan tergantung ketersediaan kursi.
Pihak maskapai menambahkan bahwa tidak ada biaya tambahan selama kota asal dan kota tujuan tetap sama.
Alaska Airlines belum menerima pengiriman Boeing 737 Max sebelum dibatalkan. Maskapai ini akan menerima pesawat pertama pada bulan Januari dengan layanan komersial pertama pada bulan Maret.
Belum jelas berapa banyak operator internasional yang akan mengembalikan pesawat Boeing 737 Max ke layanan.
Ryanair berbiaya rendah, salah satu maskapai penerbangan terbesar di Eropa, dilaporkan mengatakan tidak akan memberi tahu pelanggan jika mereka diterbangkan dengan salah satu pesawat Max-nya karena mereka hanya dialokasikan sehari sebelum terbang.
Ketika Boeing 737 Max kembali beroperasi dan para traveler melihat pesawat terbang dengan selamat hari demi hari, harapannya adalah ketakutan itu akan memudar. Lalu, kebanyakan orang bisa kembali melupakan pesawat apa yang mereka gunakan, seperti dulu.
Namun, sampai itu terjadi, kamu memiliki banyak pilihan untuk menghindari pesawat Boeing 737 Max.(dtt)