Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dampak pandemi COVID-19 berimbas pada sektor ketenagakerjaan. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Rinciannya, pengangguran akibat COVID-19 sebesar 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena COVID-19 sebesar 0,76 juta orang, tidak bekerja karena COVID-19 sebesar 1,77 juta orang, dan yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
"Pandemi yang terjadi selama ini menyebabkan kenaikan jumlah penganggur menjadi 9,7 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07% di Indonesia," kata Ida melalui keterangan tertulis, Selasa (24/11/2020).
Dia menjelaskan pandemi menimbulkan tantangan besar bagi sektor ketenagakerjaan di Indonesia.
"Selain dari tantangan yang masih tetap ada, yaitu sekitar 57% lebih penduduk bekerja memiliki pendidikan SMP ke bawah dan skill terbatas dan masih tingginya persentase pekerja yang ada di sektor informal," sebutnya.
Selain berdampak pada perubahan angka statistik ketenagakerjaan, pandemi COVID-19 juga mempercepat proses transformasi ketenagakerjaan yang sudah berlangsung akibat revolusi Industri 4.0.
Menurut Ida, pandemi tidak hanya membuat industri menerapkan Work From Home (WFH), tetapi juga mengubah pola konsumsi masyarakat secara luas.
Dia juga mengatakan pandemi menuntut masyarakat beradaptasi dengan segala perubahan, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi digital yang merupakan inti dari revolusi industri 4.0.
Teknologi, lanjutnya, membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel, baik secara waktu maupun tempat, sehingga pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton. Pandemi membentuk tatanan kehidupan dan dunia kerja baru.
"Ini merupakan dampak dari pandemi yang juga harus diantisipasi agar kita tidak tertinggal dan salah mengambil langkah dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat saat ini," ujarnya.
Dia menilai diperlukan kebijakan yang tepat untuk menanggulangi dampak dari pandemi ini di sektor ketenagakerjaan, mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan pandemi ini.
"Selain untuk melindungi dan mengembalikan kesejahteraan pekerja dan masyarakat yang terdampak pandemi. Kita juga harus mempersiapkan SDM pekerja kita sebaik mungkin, meningkatkan kompetensinya, melalui pelatihan vokasi yang tepat, agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pascapandemi,"katanya.
Ida menambahkan, perubahan dan perbaikan juga harus dilakukan pada ekosistem ketenagakerjaan secara keseluruhan, baik pada proses penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial, dan pengawasan ketenagakerjaan sehingga dapat menjawab tantangan yang muncul di sektor ketenagakerjaan selama dan pascapandemi.(dtf)