Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Berlabel sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Kota Medan sangat potensial karena merupakan sentra perekonomian Sumut dan menjadi hub untuk kabupaten/kota di Sumut. Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, pada Seminar Nasional Strategi Investasi di Kota Medan & UMKM, di Hotel Swissbell In Medan, Selasa (24/11/2020).
Pada seminar tersebut turut hadir Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Utara (Sumut), Ivan Iskandar Batubara; Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumut, Mazz Reza Pranata; Anggota DPRD Sumut, Akbar Himawan Buchari, anggota Hipmi se-Sumut dan undangan lainnya. Hadir juga secara virtual Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Bahlil mengatakan, Kota Medan memang sangat potensial dan punya keunggulan kompetitif untuk menggaet investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). "Tapi investasi tidak hanya fokus ke promosi. Seorang kepala daerah harus tahu mana prioritas sehingga bisa merealisasikan investasi yang tinggi," katanya.
Bahlil mengatakan, investasi Indonesia sebelumnya selalu terpusat di Pulau Jawa. Bahkan perbedaan realisasinya sangat signifikan dengan daerah luar Pulau Jawa. Namun sekarang, realisasinya sudah berimbang. Bahkan jika merujuk pada realisasi triwulan III-2020, realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih besar dari Pulau Jawa yakni sebesar Rp 110,4 triliun (52,8%), sedangkan di Pulau Jawa sebesar Rp 98,6 triliun (47,2%).
"Capaian ini ditopang oleh pembangunan infrastruktur diluar Pulau Jawa yang menjadi prioritas Presiden Joko Widodo pada periode pertama pemerintahannya. Saat ini mulai dapat dilihat hasilnya, investor mulai melirik luar Pulau Jawa sebagai tujuan investasi mereka. Ini juga turut dirasakan Medan sebagai ibu kota Sumut," kata Bahlil.
Bahlil mengatakan, para investor kini telah melirik luar Jawa untuk menanamkan modalnya. Diakuinya, infrastruktur menjadi instrumen awal untuk kemudian bagaimana para investor menarik hatinya untuk bisa melakukan investasi di daerah.
"Ini tentu menjadi kabar baik. Karena ujung investasi ini adalah pertumbuhan ekonomi. Karena investasi berkontribusi lebih dari 30% ke pertumbuhan ekonomi," katanya.
Anggota DPRD Sumut, Akbar Himawan Buchari, mengatakan, untuk menggaet investor memang butuh pemimpin yang bisa mengkolaborasikan antara pengusaha daerah dan pusat. "Karena membangun investasi tidak mudah. APBD kan tidak cukup. Jadi berharap pemimpin ke depan akan bisa untuk mewujudkannya. Jika tidak, itu hanya wacana," kata Akbar.
Sementara itu, Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengatakan, investasi memang akan semakin meningkat jika ada kolaborasi antara daerah dan pusat. "Tidak hanya di Kota Medan tentunya, tapi daerah lain juga. Kolaborasi ini akan membuat ekonomi lebih baik dan menghasilkan banyak entrepreneur. Tentu itu juga akan mengerek investasi," katanya.