Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi peningkatan curah hujan secara ekstrem atau fenomena La Nina di Provinsi Sumatera Utara hingga awal tahun 2021.
Mewaspadai pelonjakan inflasi seperti kegagalan panen komoditas-komoditas pangan sebagai dampak La Nina itu, harus dilakukan dengan lebih serius menyiapkan langkah-langkah antisipasi.
"Ini harus menjadi perhatian yang sangat serius dalam pengendalian inflasi kita jelang tahun 2021," ujar Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dalam Rakor Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumut Tahun 2020, di Mikie Holiday Resort and Hotel Berastagi, Selasa (24/11/2020).
Strategi dan antisipasi, ujar Gubernur Edy, harus dipersiapkan, bukan hanya perintah saja tanpa aksi, termasuk jika ada bencana dan proses distribusi yang terhambat akibat misalnya terjadi longsor.
Persediaan untuk komoditas pangan yang masih defisit, seperti cabai merah, bawang merah, kata Gubernur Edy, harus menjadi perhatian masing-masing kabupaten/kota.
"Ada kabupaten-kabupaten yang surplus, ada yang defisit komoditas pangan strategisnya. Kerjasama Antar Daerah (KAD) perlu diperkuat untuk membantu daerah-daerah yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri, serta untuk stabilnya harga," ujar Edy.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengungkapkan perkembangan ekonomi Sumut pada triwulan III 2020 tercatat -2,60% year on year (yoy) atau masih kebih baik dibanding nasional -3,49% yoy.
Dari sisi permintaan, perbaikan didorong oleh kontraksi impor. Dari sisi penawaran, lapangan usaha perdagangan dan transportasi tumbuh membaik sejalan dengan masuknya periode adaptasi kebiasaan baru. Pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2020 diperkirakan mengalami kontraksi.
Pemulihan ekonomi terjadi pada triwulan III seiring dengan fase Adaptasi Kebiasaan Baru ternyata belum optimal mendorong ekonomi. "Perbaikan ekonomi di triwulan IV menjadi penentu kinerja ekonomi di tahun 2020. Untuk itu diperlukan upaya ekstra untuk mendorong ekonomi di kuartal terakhir," ujar Wiwiek.
Ia menekankan untuk fokus pada 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Berikutnya, memastikan ketersediaan pasokan antar waktu dan mengoptimalkan peluang digitalisasi.