Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Doloksanggul. Petani di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara menjerit. Pasalnya, memasuki musim tanam padi di daerah itu, pukup bersubsidi langka. Akibatnya mereka terpaksa harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya hingga tiga kali lipat lebih mahal.
Pengurus salah satu poktan di Kecamatan Doloksanggul, Arnot Gultom, mengatakan, saat ini permintaan anggota akan kebutuhan pupuk sangat tinggi, sebab pada ahir bulan ini sudah memasuki masa tanam untuk padi sawah. "Pupuk bersubsidi sangat sulit didapatkan, akibatnya kami bisa terancam gagal tanam," keluhnya, Rabu (25/11/2020) kepada medanbisnisdaily.com.
Menurutnya,kami (petani) sangat resah soal kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini. Pasalnya pupuk merupakan kebutuhan dasar bagi petani untuk melakukan kegiatan tanam. Apalagi kegiatan tanam padi sawah tidak bisa ditunda.
"Dari total 7 ton pesanan untuk kebutuhan kelompok, baru sekitar 2 ton yang sudah direalisasikan oleh kios pengecer, itupun baru pupuk phonska," ujarnya.
Kata Arnod, selain pupuk phonska, untuk kegiatan pertanaman padi sawah mereka juga butuh pupuk lain seperti urea dan sp 36 sesuai rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK).
Pemilik kios pengecer pupuk bersubsidi, Aisibaho,Ebenezer Naibaho, menyadari keresahan petani soal kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini. Padahal kegiatan tanam tidak bisa ditunda. Namun, pihaknya tetap berupaya.
Menurutnya, hingga minggu ini belum ada jawaban dari Distributor Risma terkait stok pupuk urea di gudang. Bahkan ia sudah berulang kali mendatangi Dinas Pertanian terkait realisasi pupuk bersubsidi.
"Menurut staf ke gubernuran, minggu ini kian datang PO (purchase order). Bahkan dalam minggu ini sudah 2 kali pihak kita menghubungi distributor, tapi belum juga ada jawaban," katanya melalui pesan tertulis di pesan whastup.