Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Prospek bisnis produk cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemakaian sarung tangan serta diterapkannya protokol kesehatan yang lebih ketat di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, adanya larangan pemerintah Cina untuk menggunakan sarung tangan berbasis PVC di negeri itu karena dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan menjadi salah satu faktor yang menumbuhkan bisnis ini.
Ridwan Goh, Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (“MARK), emiten yang menghasilkan produk porselen cetakan sarung tangan menuturkan, permintaan akan sarung tangan kesehatan berada pada tingkat permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Disebutkan, dalam 10 tahun terakhir, tren permintaan sarung tangan konsisten bertumbuh 10% - 12% per tahun. Tetapi di tengah pandemi Covid-19, permintaan melesat hingga 30% sehingga industri sarung tangan tergoncang oleh ketidakseimbangan supply dan demand.
"Permintaan sarung tangan melonjak tinggi, namun pasokan cetakan sarung tangan sangat terbatas," kata Ridwan Goh dalam siaran persnya yang diterima medanbisnisdaily.com. Kamis (26/11/2020)
Dia menunjuk contoh, konsumsi sarung tangan per kapita di India telah meningkat dari 4 unit menjadi 30 unit, diana permintaan tersebut telah melampaui pasokan di wilayah tersebut.
Kondisi ini tentunya berdampak positif bagi MARK sebagai pemasok sekitar 40 persen ke pasar global cetakan sarung tangan karet.
Selitar 95% dari penjualan perseroan diserap oleh pasar ekspor dan Malaysia merupakan pelanggan terbesar dengan komposisi sekitar 65% dari total penjualan.
Bahkan saat ini, kata Ridwan, MARK sudah mengantongi kontrak senilai US$52 juta untuk pengapalan pada tahun 2021.
Oleh karena itu MARK sudah mematok proyeksi penjualan tahun 2021 sebesar Rp 874 miliar yakni meningkat 72% dibanding penjualan tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp 507 miliar.
"Seturut proyeksi penjualan tersebut, maka laba tahun 2021 dipproyeksikan sebesar Rp 228 miliar yaitu meningkat 66% dibandingkan laba tahun 2020 yang diproyeksikan sebesar Rp 138 miliar’’ ujar Ridwan Goh.
Lonjakan permintaan sarung tangan saat pandemi membuat MARK tidak menunda lama untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Kapasitas produksi Perseroan yang semula 700.000 unit per bulan di tahun 2020 tidak mencukupi memenuhi permintaan cetakan sarung tangan yang begitu agresif, sehingga mulai kuartal III tahun 2020 Perseroan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 800.000 unit per bulan.
Dengan naiknya permintaan pasar dan guna memenuhi permintaan yang meningkat, Perseroan berupaya meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru yang kedua di Desa Dalu, Tanjung Morawa yang diproyeksikan rampung Mei tahun 2021 sehingga akan menambah kapasitas produksi MARK menjadi sekitar 1,1 juta unit per bulan. Bahkan, pada awal tahun 2022 diproyeksikan akan ditingkatkan hingga mencapai 1,8 juta unit per bulan.
Presdir MARK, Ridwan Goh