Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - London - Ryan Mason harus pensiun gara-gara cedera di bagian tengkorak kepala. Mason pun lantas mengkritik penanganan cedera adu kepala David Luiz dan Raul Jimenez.
Laga Arsenal vs Wolverhampton di Emirates Stadium, Senin (30/11/2020) dini hari WIB baru berjalan 5 menit saat duel udara horor antara Luiz dan Jimenez terjadi. Benturan yang diterima Jimenez membuatnya tak bisa melanjutkan permainan.
Sementara itu, Luiz mendapat perawatan sekitar 10 menit. Luiz yang berdarah mengenakan perban di kepalanya dan sempat bermain hingga babak pertama tuntas, sebelum digantikan Rob Holding.
Lalu, bagaimana Jimenez? Pemain asal Meksiko itu langsung dilarikan ke rumah sakit. Dalam perkembangannya, tengkorak Jimenez retak untuk kemudian dioperasi. Saat ini kondisi Jimenez sudah stabil pascaoperasi dan menunggu pemulihan yang tentunya memakan waktu lama.
Pasalnya cedera kepala terbilang sangat rawan dan bisa mengancam nyawa pemain. Ryan Mason, mantan pemain Tottenham Hotspur dan Hull City, menjadi korban dari cedera kepala ini.
Pada 2017, Mason berbenturan kepala dengan bek Chelsea Gary Cahill. Sayang, karier Mason tidak bisa berlanjut karena cedera itu sehingga harus pensiun dini di usia 26 tahun.
Mason lantas gemas melihat penanganan cedera Jimenez dan terutama Luiz yang masih diberikan kesempatan untuk main. Menurut Mason, ini bisa membahayakan karier Luiz.
Baca juga: Operasi Kepala Sukses, Raul Jimenez Bilang Begini
"Saya sangat sedih melihat hal seperti ini terjadi lagi di lapangan sepakbola, ini sangat serius," ujar Mason kepada talkSPORT.
"Sangat disayangkan insiden saya dulu tidak mengubah apapun; apa yang harusnya dilakukan orang-orang adalah mulai menyadari bahwa ini adalah sesuatu hal yang sangat, sangat serius," sambungnya.
"Jujur saja, saya terkejut sekali David Luiz masih diperbolehkan main. Saya tidak mengkritik tim dokter Arsenal karena adalah protokol di sana dan saya yakin dia sudah mengikuti itu."
"Tapi, protokol kesehatan yang ada tidak cukup bagus; tidak cukup hanya diberikan waktu 2-3 menit, tidak cukup."
"Saya melihat dan langsung berpikir bahwa kedua pemain itu tidak akan bisa bermain lagi. Terkadang Anda harus bisa melupakan protokol dan sedikit berpikir rasional.
"Aturannya harus diubah. Jelas waktu lima menit di lapangan itu tidak cukup untuk memutuskan apakah seorang pemain itu gegar otak atau tidak, yang ada malah terburu-buru."
"Protokol yang ada saat ini tidak bagus dan sangat berbahaya," tutup Ryan Mason. dtc