Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Keterpurukan industri minyak mulai mereda. Harga minyak Amerika Serikat (AS) menunjukkan mulai membaik setelah sempat harganya di bawah nol. Pemulihan itu didorong optimisme adanya vaksin COVID-19 dengan harapan permintaan bahan bakar pesawat dan bensin bisa meningkat.
Dikutip dari CNN, Rabu (2/12/2020) selama November, enam dari tujuh saham industri minyak meningkat di S&P 500. Occidental Petroleum (OXY) melonjak hingga 73%. Devon Energy (DVN), Apache (APA) dan Diamondback Energy (FANG) masing-masing naik lebih dari 50%. Selain itu, Energy Select Sector SPDR ETF (XLE) menguat 28%.
Selama November harga minyak AS naik 27%. Rekor sebelumnya pada bulan Mei lalu ketika minyak mentah melonjak 88% setelah jatuh di bawah nol.
Pengumuman hadirnya vaksin COVID-19 oleh Pfizer (PFE) dan Moderna (MRNA) memicu investor di Wall Street membeli saham perusahaan farmasi dan sektor energi karena ekonomi memiliki titik terang untuk pulih.
Meski terjadi reli di bulan November, sektor energi masih turun hampir 40% tahun ini. ExxonMobil perusahaan minyak terbesar AS, telah kehilangan hampir setengah nilainya pada tahun 2020.
Vaksin COVID-19 yang sangat efektif setelah didistribusikan diharapkan akan mendorong lebih banyak mobilitas. Lebih banyak orang yang terbang dan mengemudi kendaraan agar industri minyak pulih kembali.
Tetapi meningkatnya harga dan saham energi tidak hanya didorong dari vaksin. Investor juga menghela nafas lega karena Demokrat gagal memenangkan pemilu AS 2020. Jika Demokrat menang menjadi bencana bagi industri minyak karena Demokrat berjanji untuk meningkatkan regulasi untuk melawan krisis iklim.
Namun, ancaman bagi industri minyak tidak sampai di situ. Presiden AS terpilih Joe Biden diketahui akan mempersulit perusahaan minyak. Selama kampanye, Biden secara eksplisit menentang larangan fracking secara nasional, teknik pengeboran minyak dan gas kontroversial yang ingin ditutup oleh para aktivis iklim.
Biden telah mengusulkan langkah yang lebih moderat melarang izin minyak dan gas baru di tanah publik dan saluran air. Namun Biden ingin mencapai emisi nol bersih paling lambat tahun 2050, sebuah tujuan yang membutuhkan penurunan signifikan dalam fracking.
Ancaman lainnya yakni dari OPEC dan Rusia yang bekerja sama melakukan pengurangan produksi minyak. Jika OPEC mengurangi produksi minyak akan memberikan tekanan baru pada harga minyak mentah dan stok minyak. Tetapi kesepakatan belum dibulatkan dan ditunda hingga akhir pekan ini.(dtf)