Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dr Muryanto Amin SSos MSi adalah paling bontot dari dua kompetitornya yang masuk dalam tahap pemilihan Majelis Wali Amanat (MWA) USU. Dan hari ini, Kamis (3/12/2020), di Jakarta, MWA telah memilih Muryanto menjadi Rektor Universitas Sumatra Utara (USU) periode 2021-2026.
Sebelum maju di bursa pemilihan rektor Muryanto adalah Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Ia satu-satunya calon dari lingkungan USU yang belum bergelar profesor. Sebelumnya ada nama Restu Utama Pencawan namun ia bukan berasal dari USU dan tidak lolos penyaringan senat.
Lelaki kelahiran Medan 30 September 1974 ini mendapat gelar doktornya dari Universitas Indenesia 2013 lalu dengan spesialisasi ilmu politik.
Pada tahap audisi calon Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) sedang berlangsung secara daring, Selasa (24/11/2020), Dr Muryanto Amin mengatakan, konsep kampus merdeka dan merdeka belajar merupakan ide besar yang harus diaktualisasikan. Menurutnya, konsep ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa maupun dosen untuk lebih menemukan passionnya.
"Konsep ini memberikan kesempatan lebih luas untuk menggali lebih jauh kemampuan untuk pada akhirnya menemukan passion kita baik sebagai mahasiswa maupun pengajar. Bila saya terpilih ini jadi fokus saya," kata Dekan FISIP USU ini, menjawab pertanyaan Prof Dr Chairul Yoel, salah seorang panelis.
Nama Muryanto Amin sebagai Dekan FISIP dalam beberapa tahun terakhir kerap mencuat. Di bawah kepemimpinannya, fakultas ini rajin menggelar diskusi dengan menghadirkan pejabat publik Sumatra Utara sebagai narasumber.
BACA JUGA: Sah! Dr Muryanto Amin Rektor USU Terpilih
Namun yang paling segar dalam ingatan manakala ia berulangkali didemo mahasiswanya, karena salah seorang dosen (HS) di fakultasnya diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya. Hal itu terjadi pada Mei 2019. Terhadap itu Muryanto mengatakan tidak akan
membela dosen bersangkutan. Namun ia menegaskan tidak mudah memecat dosen karena ada prosedur panjang. Ia juga menyarankan korban membuat laporan ke polisi.
Muryanto Amin meraih suara terbanyak, yakni 18 atau 57,75% dari total 31 suara. Sementara 2 calon lainnya yakni Prof Dr dr Farhat MKed (ORL-HNS) Sp THT-KL(K meraih 11 suara (35,75%) dan Prof Dr M Arif Nasution MA 2 suara (6,5%).