Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Penularan virus Corona di Amerika Serikat terus mengganas. Negara itu bahkan mencatat lebih dari 210.000 kasus infeksi COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Data terbaru ini merupakan hasil penghitungan dari Universitas Johns Hopkins.
Dilansir AFP dan CNN, Jumat (4/12/2020) jumlah kematian baru selama periode yang sama adalah 2.907 orang. Ini merupakan korban kematian harian AS terburuk menurut angka yang dicatat oleh AFP pada pukul 20.30 Jumat (4/12) waktu setempat.
Dengan ini, jumlah kematian melonjak sekitar 20 persen dari rekor suram sebelumnya 2.603 kematian pada 15 April. Selama pandemi, 273.799 orang di AS telah meninggal karena Corona dan lebih dari 13,9 juta orang telah terinfeksi, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Menurut laporan CNN, jumlah rawat inap terus meningkat selama sebulan terakhir, membuat rekor hampir setiap hari sejak 10 November, dan para ahli khawatir sistem perawatan kesehatan akan kewalahan.
"Kenyataannya adalah bahwa Desember, Januari dan Februari akan menjadi masa-masa sulit," kata Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield. "Saya benar-benar yakin itu akan menjadi masa tersulit dalam sejarah kesehatan masyarakat bangsa ini," katanya.
Redfield mengatakan lonjakan kasus COVID-19 saat ini lebih buruk dari yang sebelumnya, mencatat cakupan geografis dan lintasan tingkat infeksi dan kematian yang lebih curam, karena AS mencatat sekitar 2.000 kematian akibat virus setiap hari.
Redfield juga memperingatkan tekanan pada rumah sakit di seluruh negeri, yang menipis dalam jumlah tempat tidur dan para staf yang terlalu banyak bekerja. Sistem panggilan darurat 911 negara itu berada "pada titik puncak", demikian disampaikan Asosiasi Ambulans Amerika, yang mewakili semua layanan ambulans negara.(dtc)