Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Pematang Siantar. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menghadiri undangan pihak Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar (UHKBPNP) untuk menyampaikan kuliah umum sekaligus meresmikan Taman Nommensen dan Patung I.L Nommensen. Kedatangan orang nomor satu di Sumut ini membawa semangat sivitas akademika.
Ketua Pengurus Yayasan UHN, Dr Ir Nurdin Tampubolon MM tak lupa menyampaikan banyak terimakasih atas kesediaan Gubsu untuk hadir. "Atas undangan kita, gubernur hadir saat ini dan menjadi salah satu kehormatan bagi kita. Kami saat berterima atas kedatangan dan bantuannya membenahi Taman dan sumbangsi pembuatan patung Nommensen," katanya, Jumat (4/12/2020) di Aula UHKBPNP, Jalan Sangnaualuh, Kecamatan Siantar, Timur.
Sementara Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing mengaku bangga dengan kehadiran Gubsu dan mengenai Covid-19, Ephorus memberi apresiasi kepada pemerintah yang cukup tanggap dan bekerja keras menyadarkan warga agar mematuhi protokol kesehatan. Ephorus menjelaskan juga soal cara masyarakat menanggapi Covid-19, pertama, ada yang terlalu takut. Kedua, sama sekali tidak peduli dan ketiga, mengambil posisi rasional sebagaimana dianjurkan pemerintah.
"Rasional dalam arti bisa berdampingan dengan Covid-19 asalkan menjaga protokol kesehatan. Karena akhirnya dimana-mana Covid-19 merupakan ancaman tetapi tidak menjadi bahaya ketika kita mengikuti anjuran pemerintah. Makanya kami sangat senang ketika pemerintah sangat perhatian terhadap kesehatan masyarakat untuk menjauhi corona. Inilah harapan kami dan kita semua setuju gubernur memberikan kuliah umum mengenai bahaya COVID-19 ini," jelasnya.
Sementara Gubsu Edy Rahmayadi, dalam kuliah umum ini mengajak masyarakat untuk tidak memaksakan kehendak terhadap siapapun di tengah perbedaan suku dan agama. Edy sempat menyinggung sejarah lahirnya Republik Indonesia yang sejak awal bersatu dengan perbedaan agama seperti yang ada sekarang ini. Eks Pangkostrad ini pun bercerita sekilas tentang sejarah lahirnya Nabi Muhammad dan Yesus (Nabi Isa AS dalam Islam) yang sama-sama lahir dari keturunan Nabi Ibrahim AS.
Menurutnya, semua orang beragama harus memiliki kasih sayang dengan siapapun karena setiap agama tidak mengajarkan untuk menyakiti sesama dan seyogiahnya bukan menjadi indikator politik. "Andaikan Nabi Ibrahim Bermarga Tampubolon pasti Nabi Muhammad dan Nabi Isa bermarga Tampubolon. Karena satu oppung. Itu sebabnya perbedaan tidak perlu dipertentangkan. Yang kita banggakan bukan agama tetapi iman dan jika itu kita ikuti sudah pasti tentram hidup kita," ujar Edy yang disambut tepuk tangan hadirin
Dalam tema mata kuliah "Membangun Nasionalisme Kebangsaan di Masa Pandemi Covid-19" Edy meminta warganya tetap mematuhi protokol kesehatan karena itu sebagai jalan terbaik bahkan lebih baik dari vaksi Covid-19. Ia mengatakan bahwa semua yang terjadi di bumi merupakan ijin Tuhan, termasuk Covid-19. Tentu tujuannya adalah bagaimana menyadarkan manusia dari perilaku yang tidak baik.