Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang masih bertahan mahal di rentang RM 3.300 hingga RM 3.400/metrik ton membuat harga yang diterima petani terus menanjak. Harga di petani terus mencetak harga baru dan kini sudah tembus Rp 2.161,25/kg. Padahal sebelumnya harga tertinggi di petani masih di level Rp 2.050/kg.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, saat ini harga yang diterima petani hanya berselisih sekitar Rp 160/kg dari harga penetapan TBS provinsi. "Karena petani di daerah penghasil sudah ada yang menerima harga Rp 2.005/kg. Meski memang jika dirata-ratakan masih sekitar Rp 1.900-an/kg. Tapi ini sudah termasuk mahal," katanya, Jumat (11/12/2020).
Gus mengatakan, harga yang diterima petani saat ini sudah melampaui target di level Rp 2.000-an/kg. Meski memang belum pernah semua petani di 14 daerah penghasil sawit bisa serentak mendapatkan harga di atas Rp 2.000/kg. Namun jika merujuk pada data harga sepanjang tahun 2020, harga TBS terbilang 'top' karena bertahan mahal bahkan beberapa kali mencetak harga baru.
"Tentu petani masih optimis bisa mendapatkan harga lebih mahal lagi. Apalagi harga CPO masih tinggi karena permintaan sudah banyak dari buyer setelah sempat dipangkas bahkan berhenti karena Covid-19," kata Gus.
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, peluang harga TBS di tingkat petani bertahan mahal memang masih besar. Apalagi sejauh ini belum terlihat adanya kemungkinan tekanan pada harga sawit dalam jangka pendek.
"Bahkan kemungkinan harga sawit kembali naik di 2021 sangat terbuka. Walaupun masih menanti arah kebijakan ekonomi negara besar. Namun kemungkinan harga berfluktuasi di akhir tahun juga ada. Meskipun sesaat dikarenakan aktivitas bisnis global mengalami gangguan yang membuat permintaan sawit menurun," katanya.
Begitupun, penurunan harga di akhir tahun bukan suatu hal yang fundamental. Hanya fluktuasi sesaat dan tidak akan berdampak besar bagi perubahan harga sawit.