Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Daya tarik masyarakat Indonesia untuk berinvestasi saham yang terus meningkat kini menjadi incaran penipu. Bahkan berbagai modus penipuan yang kian canggih kini juga mengincar para investor baru di daerah.
Untuk diketahui, di masa pandemi Covid-19, jumlah investor saham di masa tumbuh signifikan. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang terbaru memperlihatkan jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 19 November 2020 sudah mencapai 1.503.682 dan khusus pada masa pandemi Covid-19 terjadi penambahan 417.366 Single Investor Identification (SID) atau naik sebesar 28% sepanjang 2020.
"Angka-angka pertumbuhan ini menunjukkan bahwa investasi saham menjadi pilihan investasi masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia di tengah ancaman pandemi Covid-19. I juga tertopang oleh kemudahan dan keterjangkauan modal dalam investasi saham. Namun di tengah kemudahan investasi saham yang sudah bisa dilakukan secara online berbasis aplikasi dengan smartphone dan keterjangkauan modal investasi, investor saham perlu mewaspadai berbagai modus penipuan yang kini mengintai," kata Head of Marketing PT Indo Premier Sekuritas, Paramita Sari, Jumat (11/12/2020).
Ia pun menjelaskan awalnya sasaran utama para penipu adalah membobol akun para investor. Mereka mengincar username, password dan secure PIN yang sifatnya pribadi atau personal.
Penipu biasanya menghubungi korban dengan mengaku sebagai karyawan resmi Indo Premier atau IPOT yang meminta username, password, secure PIN, dan data pribadi penting lainnya, padahal data-data ini sifatnya pribadi dan tidak boleh diketahui pihak lain.
Tak hanya berhenti di situ, modus penipuan pun memiliki wajah baru dimana penipu menduplikasi akun-akun resmi Instagram (IG) sekuritas yang sudah centang biru dengan akun-akun palsu yang secara tampilan dan isi sama persis.
"Mereka awalnya mem-follow akun-akun yang baru bergabung. Jadi jangan heran, begitu join dengan akun resmi @indopremier akan langsung difollow oleh berjibun akun-akun fake ini," katanya.
Penipu dengan akun IG palsu mengincar korban dengan men-DM. Penipu bertindak seolah-olah ingin memberikan bantuan atau pertolongan. Penipu beraksi dengan meminta data-data pribadi mulai nomor telepon, hingga meminta foto ATM yang ujung-ujungnya juga melakukan penipuan dengan meminta korban mentransfer sejumlah uang ke rekening penipu.
Paramita mengatakan, dalam menjalankan aksinya penipu menghubungi korban dan dengan nada manis mereka seolah-olah ingin memberikan bantuan yang ujung-ujungnya meminta korban mentansfer sejumlah uang ke rekening atau virtual account (VA) penipu. Satu-satunya tujuan transfer dana untuk investasi hanya ke Rekening Dana Nasabah (RDN) atas nama nasabah sendiri, bukan ditransfer ke rekening apa pun selain RDN sendiri.
Paramita pun mengimbau para investor dan calon investor di IPOT untuk semakin waspada dengan berbagai modus penipu di tengah pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang menghalalkan berbagai cara untuk menipu.
"Apalagi, saat ini penipu telah menyasar para korban di daerah. Kalau selama ini korban lebih banyak yang ada di kota-kota besar, saat ini penipu mengincar investor dan calon investor yang ada di daerah seiring dengan tumbuhnya investor-investor pemula di daerah," katanya.