Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Administrasi Penerbangan Sipil Cina (Civil Aviation Administration of China/CAAC) merilis dokumen terbaru untuk industri penerbangan lokal. Di antara isinya yang merinci praktik kesehatan terbaik untuk menghindari infeksi virus Corona di pesawat, ada rekomendasi yang agak aneh.
Dokumen bernama Petunjuk Teknis Pencegahan Epidemi dan Control untuk Airlines, Edisi Keenam (Technical Guidelines for Epidemic Prevention and Control for Airlines, Sixth Edition) tersebut, salah satunya memuat rekomendasi agar para pramugari untuk memakai popok sehingga tidak perlu menggunakan kamar mandi.
"Direkomendasikan agar awak kabin memakai popok sekali pakai dan menghindari penggunaan toilet kecuali keadaan khusus untuk menghindari risiko infeksi," kata dokumen itu.
Selain itu, petugas penerbangan ke dan dari negara-negara berisiko tinggi harus memakai masker medis, sarung tangan medis sekali pakai berlapis ganda, kacamata, topi sekali pakai, pakaian pelindung sekali pakai, dan penutup sepatu sekali pakai.
Tidak diketahui jelas mengapa Cina membuat rekomendasi seekstrem itu saat ini. Namun yang jelas, negara itu berusaha mencegah virus Corona kembali ke Cina.
Dikutip dari BGR, perjalanan menggunakan pesawat diyakini jauh lebih aman dari transportasi lain jika semua orang selalu memakai masker. Tapi, risiko penularan tetap ada. Sebuah penelitian menunjukkan, toilet pesawat mungkin menjadi faktor risiko penularan COVID-19.
Sumber lain yang dikutip dari CNN, Minggu (13/12/2020) ada kasus seorang wanita melakukan perjalanan dari Italia ke Korea Selatan dan tertular COVID-19 di toilet pesawat. Toilet adalah satu-satunya tempat di mana dia tidak memakai masker.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kamar mandi secara umum bisa menjadi faktor risiko penularan virus Corona. Jejak virus dapat ditemukan di tinja, yang dapat menyebabkan pembentukan aerosol yang dapat menular saat toilet dibilas. Tetapi, hal-hal ini sudah diketahui beberapa bulan yang lalu dan berlaku untuk semua jenis kamar mandi.
Sementara itu, kamar mandi pesawat jauh lebih kecil dari kamar mandi biasa. Seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk saat menggunakannya tidak hanya akan mencemari permukaan, tetapi juga udara. Orang berikutnya dapat mengalami risiko infeksi dengan menghirup partikel dari penghuni sebelumnya.
Namun jika Cina berpikir pramugari tidak boleh mengambil risiko tertular virus Corona dengan menggunakan kamar mandi selama penerbangan, pelancong biasa pun mungkin akan berpikir kamar mandi tidak aman.
Untuk penerbangan jarak pendek, menghindari menggunakan kamar mandi mungkin masih tidak masalah. Selama perjalanan, penumpang juga tidak boleh melepas masker, disarankan menghindari permukaan, selalu membersihkan tangan, dan gunakan pembersih ekstra saat kembali ke kursi.
Sementara para pelancong bisa turun dari pesawat hanya dalam beberapa jam, awak kabin mungkin akan melakukan setidaknya satu kali perjalanan pulang-pergi, sehingga mereka tidak bisa mencari toilet lain yang lebih baik dari yang ada di dalam pesawat. Hal ini tentu semakin menyiksa para awak kabin.
Saat ini, maskapai penerbangan berupaya meningkatkan keamanan toilet pesawat. Maskapai ANA Jepang sedang menguji pintu toilet tanpa sentuh, sementara Boeing ingin melengkapi toilet dengan sinar UV yang akan membunuh 99,9% kuman setelah digunakan.(dtn)