Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Garuda Indonesia Tbk akan menerbitkan obligasi wajib konversi atau mandatory convertible bond (MCB) sebesar Rp 8,5 triliun yang diterbitkan secara bertahap.
MCB ini merupakan salah satu program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah. Garuda sudah mendapatkan izin dari pemerintah terkait penerbitan tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan saat ini pihaknya masih berdiskusi dengan pihak terkait.
"Kita masih dalam diskusi untuk memfinalkan dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Finalisasi tanda tangannya minggu ini, minggu depan paling lambat. Akhir tahun sudah bisa keluar," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (15/12/2020).
Surat utang berjangka waktu tujuh tahun ini akan dikonversi menjadi saham baru Seri B pada akhir periode. PT Sarana Multi Infrastruktur akan menjadi investor.
Irfan menyebut dana hasil penerbitan obligasi ini digunakan untuk mendukung likuiditas dan solvabilitas hingga pembiayaan operasional perusahaan. "Target MCB ini adalah kelangsungan perusahaan agar bisa berjalan dengan lancar," ujar dia.
Untuk tahun 2021 Irfan menargetkan bisa memperoleh pendapatan 50% dari posisi 2019 sebelum Corona. Misalnya dengan membuka rute baru, menutup rute yang tidak menguntungkan hingga menambah frekuensi penerbangan di rute tertentu.
Menurut Irfan tahun depan merupakan tahun yang penuh tantangan. Apalagi penerbangan haji dan umrah masih terbatas. Karena kebijakan pemerintah Arab Saudi hingga perkembangan vaksinasi global.
"Ini tergantung pemerintah Saudi, kami melihat perkembangan vaksin, kami optimis dari sisi pencapaian yang dilakukan," jelas dia.
Tahun ini garuda juga telah melakukan restrukturisasi keuangan. Dengan melakukan renegosiasi dengan kreditur untuk penurunan biaya sewa pesawat dan perpanjangan masa sewa.
Dari hasil restrukturisasi ini Garuda berhasil menghemat biaya sewa pesawat hingga US$ 35,9 juta sepanjang 2020. Tahun ini biaya sewa Garuda diprakirakan sebesar US$ 764,6 juta atau lebih kecil dari 2018 yang mencapai US$ 785,4 juta.
Tahun depan penghematan ini juga akan terus dilakukan diproyeksi mencapai US$ 143,7 juta. Ini artinya biaya sewa pesawat tahun depan ditargetkan US$ 673,1 juta.(dtf)