Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Paris. Para peneliti Prancis menyatakan bahwa menghabiskan waktu di bar atau restoran meningkatkan risiko tertular virus Corona (COVID-19). Sama halnya dengan mengundang tamu untuk makan malam bersama yang juga memainkan peran penting dalam penularan Corona.
Seperti dilansir AFP, Jumat (18/12/2020), studi terbaru dari peneliti Prancis itu menambah bukti bahwa aktivitas sosialisasi dan makan di luar jauh lebih berbahaya daripada aktivitas lainnya seperti menggunakan transportasi umum atau berbelanja.
Hasil studi terbaru ini diungkapkan saat Eropa dan Amerika Serikat (AS) tengah dilanda lonjakan angka penularan Corona menjelang musim liburan yang biasanya identik dengan pesta-pesta dan acara berkumpul keluarga.
Para peneliti dari Institut Pasteur Prancis berupaya mencari tahu faktor mana saja yang membedakan partisipan yang tertular virus Corona dengan orang-orang yang tidak tertular. Faktor yang diteliti terdiri atas profesi, moda transportasi, dan tempat yang dikunjungi.
"Kami melihat peningkatan risiko terkait dengan mengunjungi bar dan restoran," sebut pemimpin studi itu, Arnaud Fontanet, yang seorang pakar epidemiologi dan anggota dewan sains yang membimbing pemerintah Prancis.
Studi yang disebut ComCor itu belum ditinjau oleh kelompok peneliti lainnya, namun telah diberitahukan kepada tim cepat tanggap virus Corona di Prancis. Disebutkan juga bahwa studi ini dilakukan pada Oktober dan November lalu, selama periode awal pemberlakuan jam malam dan saat pembatasan lebih ketat yang mengharuskan sebagian besar pusat bisnis tutup sebagian atau sepenuhnya.
Fontanet menuturkan kepada AFP bahwa karena bar dan restoran tidak beroperasi secara normal, maka sulit untuk mengukur peran pasti tempat-tempat tersebut dalam penularan, dan mengakui bahwa menutup pusat bisnis menjadi langka 'sensitif'.
Kafe dan restoran di Prancis tetap tutup bahkan setelah pembatasan nasional dilonggarkan sejak awal pekan ini.
Dalam studinya, para peneliti ComCor mewawancarai 3.400 orang yang terinfeksi Corona dan 1.700 orang yang tidak memiliki virus tersebut. Mereka menemukan bahwa mengunjungi restoran, bar atau gym secara rutin berkaitan dengan peningkatan risiko tertular Corona, sedangkan menggunakan transportasi umum dan mengunjungi toko tidak demikian.
Otoritas kesehatan di seluruh dunia telah menyarankan orang-orang untuk menghindari area indoor yang ramai orang, karena para ilmuwan semakin sepakat bahwa virus Corona jenis baru dapat menyebar dalam awan partikel yang halus yang dikenal sebagai aerosol yang bisa berkumpul di ruangan-ruangan dengan ventilasi buruk.
Survei pada September lalu yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan bahwa orang dewasa yang positif Corona dua kali lipat lebih mungkin melaporkan pernah makan di restoran dalam dua pekan terakhir, dibandingkan mereka yang negatif Corona.
Pada November lalu, studi dalam jurnal Nature mendapati bahwa restoran, gym dan kafe menjadi lokasi penularan sebagian besar kasus Corona di AS. Dalam studi menggunakan data telepon genggam dari 98 juta orang, para peneliti menemukan sekitar 10 persen lokasi menyumbang lebih dari 80 persen kasus Corona.
Penelitian ComCor juga berupaya menunjukkan situasi penularan berbeda, dengan survei terhadap 25.600 individu terinfeksi Corona yang menggunakan data asuransi kesehatan. Penelitian itu menunjukkan bahwa 'makanan memainkan peran sentral dalam kontaminasi ini', karena orang-orang duduk saling berdekatan tanpa memakai masker.
"Pertemuan pribadi -- keluarga, teman -- menjadi sumber penularan utama," cetus Fontanet. "Jika orang-orang mengadakan acara makan malam di rumah mereka daripada pergi ke setoran, itu tidak ada bedanya," imbuhnya.
Intinya, para peneliti menekankan pentingnya mengatur pertemuan semacam itu dengan 'cara yang paling aman' untuk melindungi orang-orang yang rentan selama musim liburan.(dtc)