Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Penambahan jumlah kasus Covid-19 di dunia yang telah mencapai 72 juta orang memicu kekhawatiran akan kemungkinan adanya tekanan ekonomi dalam waktu dekat. Beberapa negara tengah memberlakukan kebijakan "PSBB" ketat seperti halnya Inggris. Negara tersebut bahkan terisolasi oleh negara lain seiring mutasi Covid-19 yang semakin ganas.
Sejumlah negara juga melakukan penutupan akses masuk warga negara Inggris. Di Indonesia sendiri, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga melakukan hal yang tidak jauh berbeda yakni memperpanjang masa PSBB transisi DKI Jakarta.
"Hal ini menunjukkan bahwa untuk masalah Covid-19 di dunia belum sepenuhnya terkendali. Dan kearifan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan khususnya 3M menjadi keharusan mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Jika ingin roda ekonomi tetap berputar dan masyarakat tetap bisa berekonomi, 3M itu tidak bisa ditawar-tawar," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (21/12/2020).
Gunawan mengatakan, tanpa keseriusan dalam mematuhi protokol kesehatan, berharap ekonomi bisa pulih dalam waktu dekat adalah sebuah keniscayaan. Sekalipun vaksin Covid-19 sudah ditemukan dan vaksinasi massal sudah mulai dilakukan, masih belum bisa dipastikan kapan sebenarnya pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Semuanya sangat tergantung dari keberhasilan dalam melakukan mitigasi penyebaran Covid-19.
Upaya serius dalam menyediakan vaksin, tanpa melaksanakan protokol kesehatan, sama saja membuat ekonomi dalam jangka pendek tetap dalam masalah serius. Bukan hanya ekonomi yang terpukul, penambahan jumlah pasien yang meninggal juga berpeluang meningkat.
"Dan sayangnya kita tengah berhadapan dengan libur akhir tahun yang membuat dilema. Karena akhir tahun yang kerap dijadikan sebagai salah satu cara untuk menghidupkan ekonomi, saat ini justru berhadapan dengan masalah serius diantaranya adalah kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 itu sendiri," kata Gunawan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa geliat ekonomi masyarakat di akhir tahun justru memunculkan risiko terjadinya penyebaran Covid-19 yang kian massif. Maka jika ekonomi ingin tetap berjalan, protokol kesehatan menjadi sebuah kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap orang dimanapun. Kalau mengabaikan protokol kesehatan di akhir tahun ini, maka dampaknya akan dirasakan nanti saat penyebaran Covid-19 kembali merebak dan penambahan jumlah pasien terus mengalami peningkatan.
"Dalam jangka pendek, memang ekonomi bisa tertolong pada saat geliat ekonomi bergerak di Natal dan Tahun Baru. Tetapi ancaman ekonomi akan terhenti dalam jangka menengah semakin terlihat jika saat Natal dan Tahun Baru ini kita tidak mematuhi aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19," kata Gunawan.