Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com. Taput. Bertemu dengan teman semasa remaja, yakni satu sekolah di SMP dan SMA memang sangat seru. Tidak terkecuali yang dialami Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara, Nikson Nababan. Ia juga memiliki cerita seru di Kota Siborong-borong, Taput.
Ketika itu, senja hingga malam hari, tepatnya Rabu (30-12-2020), ia masih berada bersama puluhan teman-temannya di perladangan dan kolam ikan yang tidak begitu jauh dari Siborong-borong, kota kelahiran Nikson Nababan. Lokasi ini sendiri milik Torang Tampubolon, rekan satu alumni saat SLTA Tahun 1991.
Kehadiran Nikson Nababan di sana setelah sejak pagi ia melakukan aktifitas padat dan melelahkan hari itu. Dimulai bertemu dengan ratusan wartawan di kegiatan temu pers, meresmikan sejumlah fasilitas penting dan berteknologi modern di RSU Tarutung, menyerahkan bantuan Alsintan dan ternak kepada ratusan petani di Silangkitang Sipoholon, grand launching Asosiasi Pedagang Tanggul Aek Sigeaon (APTAS) di Kota Tarutung, meresmikan jembatan gantung di Desa Partali Parbaju Toruan dan menghadiri festival lagu Natal di Resto Ophal, Siborongborong.
Setelah menghadiri 5 kegiatan tersebut, sore harinya Nikson Nababan bersama sejumlah teman kecilnya, seperti Alexander Gultom yang sekarang Kadis Kesehatan Taput, meluncur ke Jetun Silangit, Siborong-borong, tempat temu kangen berlangsung. Di sana, teman-teman Nikson dari sejumlah daerah perantauan telah menunggu, termasuk yang menetap di wilayah Taput.
Lokasinya sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah. Hidangan makanan dan minuman pun seadanya saja. Padahal untuk sekelas bupati, sesuatu yang sangat gampang untuk 'membocking' kafe atau restoran mewah untuk acara temu kangen.
Lantas, apa yang mereka bahas di sana? Terekam, setelah diawali saling curhat tentang masa-masa indah di sekolah, juga berbicara tentang langkah alumni dalam merajut kebersamaan, termasuk peran untuk ikut berkontribusi membantu Pemkab Taput.
Alexander Gultom mengatakan, ada pasang surut dalam sebuah pertemanan, tetapi bukan berarti saling menjauhkan diri. "Mungkin karena kesibukan masing-masing. Nga matua be hita (kita sudah tua), kalau ada yang kurang lebih mari saling memahami. Apalagi kumpulan sosial seperti ini, kita tidak menghitung untung rugi, tapi nilai kebersamaan itu yang perlu dirawat,"ucapnya.
Tiba giliran Nikson Nababan berbicara, ternyata ia masih sanggup menyebut puluhan nama teman-temanya, tanpa diperkenalkan. "Saling mendekatkan diri dengan ikatan batin yang ada diantara kita sangat perlu. Kita bisa saling mendoakan,"ucapnya.
Nikson Nababan pun terlihat seperti berjiarah ke masa lalu saat masih anak-anak, remaja hingga dewasa di Kota kelahirannya Siborongborong. Bahkan tidak sungkan juga bicara tentang makna dan nilai persabatan hingga perasaan asmara-nya kepada seseorang (gadis), yang tidak kesampaian.
"Dulu saya sempat suka sama dia," ucap Nikson Nababan tersenyum, sambil menunjuk salah satu alumni, seorang wanita yang diperkirakan sudah berusia 47 tahun, yang duduk di barisan bangku kedua. Wanita itu dan teman-temanya pun tertawa dan menambah suasana riuh.
Nikson Nababan juga banyak berguyon saat itu,sehingga membuat suasana sangat mencair dan mengundang tawa.
Setelah memaparkan gerak dan laju pembangunan yang saat ini dilakukan di Taput, Nikson Nababan juga menuturkan tantangan yang akan dihadapi di masa kepemimpinanya ke depan selaku Bupati Tapanuli Utara. "Ekonomi ke depan ditengah pandemi mungkin tidak stabil, akan berpengaruh kepada capaian misi visi saya dan tentu akan berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat. Maka, kita terus mencari strategi untuk mengatasinya, bersama pemerintah pusat" tutur Nikson.
Pada pamungkas acara, lagu berjudul "Molo Huingot" yang di populerkan kembali oleh Marsada Band, dilantunkan Nikson Nababan bersama teman-temanya di tengah perladangan itu.