Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Anggota Komisi IV DPRD Medan, Hendra DS mengakui anggaran penanganan infrastruktur yang tertampung di APBD 2021 jumlahnya terbatas. Hal ini dikarenakan masih adanya pandemi covid-19. Politikus Partai Hanura ini meminta Dinas PU membuat skala prioritas ketika melaksanakan pekerjaan.
"Dengan anggaran yang terbatas di APBD tahun 2021 ini kita minta kepada Dinas PU untuk fokus mengerjakan skala prioritas yang menjadi kebutuhan dalam perbaikan drainase dan jalan di setiap kelurahan," ujarnya, Rabu (6/1/2021).
Dia mendapat bocoran pada April mendatang Kementerian PUPR akan melaksanakan pengerjaan normalisasi tiga sungai yang ada di Kota Medan. Selain itu akan turun juga kucuran dana dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus yang jumlahnya cukup besar di 2021 ini.
"Dengan adanya kolaborasi anggaran daerah dan pusat kita yakini pembangunan di Medan akan dapat mengejar ketertinggalan kota ini dengan kota besar lainnya," ujarnya.
Anggota Komisi IV lainnya, Dedy Aksyari Nasution menyatakan hal senada. Namun ia juga menekankan sesuai dengan APBD yang sudah disahkan, sebaiknya Dinas PU fokus dalam penanganan masalah banjir di beberapa titik yang ada di Kota Medan serta melaksanakan pembangunan drainase yang terkoneksi.
"Jadi jangan hanya mengerjakan tambal sulam jalan yang masih baik kondisinya. Sementara masalah banjir tidak teratasi dari tahun ke tahun," tegasnya.
Seperti diberitakan, Kota Medan memiliki total ruas jalan sepanjang 3.279 KM. Berdasarkan hasil kajian Dinas PU Kota Medan, dari total ruas jalan yang ada, 5 % diantaranya butuh perbaikan atau perawatan setiap tahun.
"Kira-kira 163 KM yang butuh perbaikan setiap tahun. Kalau dirupiahkan anggarannya mencapai Rp 662 M pertahun, itu khusus untuk jalan saja," ujar Kepala Dinas PU Medan, Zulfansyah Adi Syahputra.
Namun, di tahun 2021, Zulfansyah mengaku hanya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 101 M untuk perbaikan jalan. Diakuinya itu kurang, akan tetapi anggaran yang tersedia akan tetap di maksimalkan.
"Makanya dibuat skala prioritas, tidak semua tersentuh. Yang rusaknya sedikit dipecing atau tambal sulam, itu cara mensiasatinya," paparnya.
Untuk drainse, dia mengaku mendapat alokasi anggaran sekitar Rp 130 M. Untuk mengukur efektivitas penggunaan anggaran dapat dilihat dari jumlah genangan air.
"Tahun 2020 ada 500 titik genangan, dengan anggaran yang tersedia titik genangan bisa berkurang 200. Tersisa 300 titik genangan, dengan anggaran Rp130 M tahun ini, kita akan maksimalkan mengurangi titik genangan yang ada," paparnya.