Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Negara diminta turun tangan melalui Kementerian Perhubungan, Kementrian Pariwisata dan Gubernur Sumatra Utara untuk menyikapi persoalan penyebrangan di Danau Toba yang terjadi setiap tahun pada saat liburan Natal dan Tahun Baru.
"Ini masalah klasik, tumpukan kendaraan di Pulau Samosir dan di Pulau Sumatera menjadi masalah setiap tahun karena tidak bisa terlayani oleh kapal kapal penyebrangan dan selalu terjadi setiap liburan Natal dan Tahun Baru, " ujar praktisi dan pelaku wisata Samosir, Ombang Siboro, Rabu (6/1/2021).
Ombang menilai, akibat tidak terlayani nya para pengunjung hingga harus antre di dermaga penyebrangan selama berjam-jam, maka banyak pengunjung mengalami kerugian, semisal hotel yang diboking di Samosir menjadi hangus, waktu yang lama untuk menyebrang membuat biaya menjadi bertambah.
Bukan itu saja, Ombang menilai petugas pelayanan dari pihak perusahaan pengelolaan kapal ferry dibawah naungan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara yang berada di kapal penyebrangan di Simanindo - Tiga Ras juga tidak bisa memaksimalkan penyebrangan bahkan terkesan seperti membiarkan banyak oknum liar yang mengutip parkir liar untuk antrian di dermarga.
Hal yang sama juga terjadi di dermaga Ambarita dan Ajibata, pengelolaan kapal ferry yang dibawah naungan Kementerian Perhubungan tidak bisa melayani banyaknya tumpukan kendaraan dan tidak mampu memaksimalkan layanan penjualan tiket online.
"Kedua jalur penyebrangan dan dikelola oleh negara jelas sangat amburadul, sehingga negara harus turun tangan dan bila perlu mengganti semua pejabat yang bertanggung jawab, " tegas Ombang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Samosir, Sardo Sirumapea saat dihubungi menjelaskan, pelayanan penyebrangan sudah maksimal pada liburan Natal dan Tahun Baru.
Namun, ia juga menjelaskan pada tanggal 2 Januari 2021 ada kapal ferry yang rusak sehingga tumpukan kendaraan di jalur Simanindo - Tigaras banyak.