Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak naik awal tahun ini, menduduki di level tertinggi sejak 10 bulan lalu. Kenaikan terjadi usai Arab Saudi secara sukarela akan menurunkan produksi minyaknya dalam jumlah besar dan persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang turun.
Dikutip dari Reuters, Kamis (7/1/2021) harga minyak mentah Brent naik 70 sen, atau 1,3%, pada US$ 54,30 per barel. Meski harga itu mengalami penurunan dari US$ 54,73 per barel di awal sesi, nilai yang disebut tidak pernah terjadi sejak 26 Februari 2020.
Sedangkan, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup 70 sen lebih tinggi, atau naik 1,4%, menjadi US$ 50,63 per barel. Nilainya juga sempat menyentuh US$ 50,94 per barel, tertinggi sejak akhir Februari.
Arab Saudi mengatakan akan mengurangi produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kestabilan produksi hingga akhir 2021. Keputusan itu merupakan hasil perundingan dari OPEC+ mengingat pandemi virus Corona terus mengkhawatirkan prospek permintaan minyak.
OPEC+ setuju sebagian besar produsen akan mempertahankan kestabilan produksi pada Februari dan Maret. Sementara, Rusia dan Kazakhstan diizinkan meningkatkan produksi sebanyak 75.000 barel per hari pada Februari dan Maret.
Pada tempat lain, Administrasi Informasi Energi AS mengungkap stok minyak mentah AS tercatat turun tajam, sementara persediaan bahan bakar naik. Penurunan stok minyak mentah terjadi pada akhir 2020, ketika perusahaan energi memangkas persediaan untuk menghindari tagihan pajak yang besar pada akhir tahun.
Persediaan minyak mentah turun 8 juta barel dalam sepekan hingga 1 Januari 2021 menjadi 485,5 juta barel, melebihi ekspektasi analis yang memprediksi turun 2,1 juta barel.(dtf)