Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsidimpuan. Vaksin menjadi harapan baru bagi Dr Ardito Widjono, dokter dari Indonesia yang sudah selesai divaksin di London. Namun dia masih akan menerima vaksin dosis kedua menunggu dua atau tiga minggu.
“Vaksin ini menjadi harapan baru bagi saya dan kolega-kolega saya,” katanya saat berbagi pengalaman menjadi tenaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dari NHS London melalui zoom meeting yang digelar oleh BBC Media Action bersama Dewan Pers, Jumat (8/1/2021) sore ini.
Dikatakannya, saat menerima suntikan vaksin dosis pertama diakui ada efek samping yang dia rasakan yaitu sedikit demam, namun hanya beberapa jam saja lalu kembali normal. “Namun bagi teman lainnya ada juga yang mengalami sesak dan sakit tenggorokan namun hanya berlangsung paling satu atau dua hari,” katanya.
Cerita Dokter Ardito ini tentunya hanya sebagai perbandingan bagi warga masyarakat Indonesia yang direncanakan melakukan penyuntikan vaksin di pertengahan Januari ini. Apalagi vaksin yang disuntikan di Inggris tidak sama dengan vaksin Sinovac yang sudah tiba di Indonesia .
Vaksin yang sudah tiba di tanah air dan sudah didistribusikan ke daerah masih menimbulkan keraguan dari masyarakat luas khususnya terkait efek samping dari Vaksin ini sendiri. Dalam wabiner ini juga terjadi diskusi yang alot antara nara sumber dan ratusan media ubahlaku yang ikut zoom meeting.
Menurut Prof Widodo Mukti dari Kementerian Kominfo mengatakan, bahwa vaksin ini merupakan harapan baru bagi menanggulangi pandemic covid-19. Tapi bukan satu-satunya solusi tunggal. Ia menyampaikan perlu menjadi pemahaman bersama bahwa vaksin bukanlah mematikan obat yang mematikan covid-19. Mereka yang sudah divaksin bukan berarti akan kebal dari virus. Vaksin hanya merangsang tumbuhnya antibody di dalam tubuh sehingga fatalitas bagi mereka yang terinfeksi bisa dikurangi.
“Mereka yang sudah menjalani vaksinasi bukan berarti juga tidak bisa menulari orang lain. Ia tetap berpotensi untuk menulari apabila terinfeksi oleh covid-19,” untuk itu setelah di vaksin pun kita harus tetap melaksanakan protokol kesehatan (3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun),” kata Prof Widodo Mukti.
Hal senada juga disebutkan Hery Terianto, Satgas Covid-19. Ia mengatakan bahwa vaksin ini bukan solusi akhir bisa keluar dari covid-19. "Selesai divaksin pun kita masih terus melakukan protokol kesehatan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun," ucapnya.
Irma Handayana Lapor Covid-19 dalam pemaparannya transparansi proses uji klinis fase III amat penting. Temuan Ilmiah harus jelas dan dibuka. Perlu langkah evaluatif terhadap janji ketersediaan vaksin. (Belum ada publikasi riset vaksin –vaksin tersebut bahkan hasil sementara sekalipun oleh peneliti independen). Jika UEA (Emergency Use, Authorization) diterbitkan, independensi BPOM dipertaruhkan.
Upaya-upaya meningkatkan keyakinan masyarakat berbasis kemantapan ilmiah (scientific robustness) bukan kampanye semata. “Vaksin tidak akan mengakhiri pemerintah harus memperbaiki kegagalan sebelumnya dalam penanganan pandemic berbaasis kesehatan masyarakat (3 T , Pembatasan sosial ketat dan 3 M).
Sementara itu Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh dalam pandangannya bahwa vaksin yang akan di suntikkan di pertengahan bulan Januari 2021. Namun vaksin ini belum sepenuhnya bisa di pahami oleh masyarakat apa itu vaksin, bagaimana dampak nya da efek samping yang ditimbulkan. Oleh karena itu media memiliki peranan penting untuk menyosialisasikan vaksin ini agar bisa di pahami oleh masyarakat.