Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Lebih dari 10 juta orang di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS) telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus Corona (COVID-19). Namun angka ini masih jauh dari target imunisasi yang ditetapkan pemerintah AS sebelumnya.
Seperti dilansir AFP, Kamis (14/1/2021), data resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut sejauh ini sudah 29.380.125 dosis vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech dan buatan Moderna yang didistribusikan ke berbagai negara bagian AS.
Dari jumlah itu, sebanyak 10.278.462 dosis vaksin Corona sudah disuntikkan sebagai dosis pertama. Diketahui bahwa dibutuhkan dua dosis suntikan vaksin Corona untuk bisa mencapai kemanjuran maksimum untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Itu berarti sekitar 3,1 persen dari total 330 juta jiwa populasi AS telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Corona. Sejauh ini vaksin Corona di AS belum tersedia untuk anak-anak.
AS telah memvaksinasi lebih banyak orang daripada negara Barat lainnya, namun gagal memenuhi target yang ditetapkan, yakni 20 juta orang divaksin pada akhir Desember tahun lalu.
Jumlah persentase warga yang telah divaksinasi Corona di AS masih kalah dari Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Inggris.
Sebagai bagian dari upaya memperluas akses kepada vaksin Corona, pemerintah federal AS menyatakan pekan ini akan mengizinkan pembuat vaksin untuk menyalurkan semua dosis yang tersedia, daripada menyimpan suntikan penguat. Ini menandai pergeseran dari rencana sebelumnya di mana dosis kedua ditahan untuk orang-orang yang sudah menerima dosis pertama, demi memastikan tidak ada penundaan.
Vaksin Pfizer dan Moderna membutuhkan booster setelah, masing-masing, tiga dan empat minggu.
"Negara-negara bagian disalahkan karena pada awalnya terlalu menentukan dalam cara mendistribusikan pasokan mereka, yang membuat dosis-dosis tidak terpakai di freezer atau bahkan dibuang karena kedaluwarsa," tutur pakar kesehatan publik dari Universitas California, Andrea Polonijo, kepada AFP.
"Di negara-negara bagian, juga tidak ada cara standar untuk menjadwalkan vaksinasi, membuat banyak anggota masyarakat bingung soal kapan dan di mana mereka bisa divaksinasi," imbuhnya.
Terlepas dari itu, pemerintah federal juga merekomendasikan otoritas negara bagian untuk mulai memvaksinasi orang-orang berusia 65 tahun ke atas, tidak peduli kondisi kesehatan mereka. Beberapa kota mempersiapkan pusat vaksinasi massal, seperti California yang menjadikan Disneyland sebagai pusat vaksinasi.(dtc)