Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Mamuju. Indonesia Coast Guard atau Bakamla RI turut serta membantu korban gempa di Sulawesi Barat (Sulbar). KN Singa Laut milik Bakamla dikerahkan.
"Kepala Zona Maritim Tengah Laksma Bakamla Leonidas Braksan segera mengkoordinasikan bantuan dengan Pemerintah Provinsi Sulut dan Polda Sulut. Selain itu, ia juga memerintahkan KN Singa Laut bersiap melaksanakan dukungan serlog ke wilayah gempa," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita, dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (16/1/2021).
Bantuan kapal ini dimaksudkan karena jalur darat di Majene dan Mamuju, dua daerah yang paling terdampak gempa, terputus. Sehingga bantuan logistik hanya bisa dilakukan melalui jalur air dan jalur udara.
Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksma Bakamla Suwito, segera menyusun rencana operasi laut dalam rangka mendukung kegiatan penanggulangan gempa Sulbar. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan dukungan unsur laut Bakamla lainnya.
KN Singa Bakamla akan melakukan loading logistik pada hari Minggu (17/1). Pada hari Senin (18/1), KN Singa Bakamla menuju lokasi gempa Sulbar.
"Direncanakan hari Minggu akan dilaksanakan kegiatan loading bahan kontak dan seninnya bertolak menuju daerah bencana," ujar Wisnu.
Gempa dengan magnitudo (M) 6,2 mengguncang Majene dan juga berdampak ke ibu kota Sulbar di Mamuju. Gempa terjadi hari Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
Berdasarkan data per 16 Januari 2021 pukul 02.00 WIB, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat di Provinsi Sulawesi Barat.
Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.
Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.
Selain itu, korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta beroordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.
Hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam. Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan.
Guna mencegah potensi penularan COVID-19 pada lokasi terdampak bencana, Kementerian Kesehatan juga telah mengaktifkan klaster kesehatan yang terletak di Kabupaten Mamuju dengan menyediakan 25 ambulans, tenda, peralatan ortopedi, obat-obatan ortopedi dan logistik berupa masker bedah 50.000 pcs dan masker kain 20.000 pcs.(dtc)