Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Gempa dengan magnitudo (M) 6,2 di Sulawesi Barat (Sulbar) berdampak pada sektor kesehatan. Pasien dievakuasi ke RS darurat di lapangan serta stok alat pelindung diri (APD) tenaga kesehatan menipis.
"Pasien yang dirawat di RS terdampak untuk sementara dievakuasi di RS lapangan. Stok APD saat ini menipis," tulis laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) soal gempa Sulbar, Sabtu (16/1/2021).
Ada tiga rumah sakit di ibu kota Sulbar, Mamuju, yang melakukan pelayanan kedaruratan pascagempa Sulbar. Ketiganya adalah RS Bhayangkara, RS Provinsi Sulbar, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
"Di Kabupaten Mamuju, tiga rumah sakit yang saat ini aktif untuk pelayanan kedaruratan adalah RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju," tulis BNPB.
Untuk listrik, di Kabupaten Majene, sebagian sudah mulai menyala. Sedangkan di Kabupaten Mamuju baru beberapa wilayah yang sudah dialiri listrik kembali.
"Listrik di Kabupaten Majene sebagian sudah menyala. Di Kabupaten Mamuju, sebagian wilayah sudah dapat dialiri listrik, sedangkan setengahnya masih mengalami gangguan," jelas BNPB.
Pemerintah juga sudah menetapkan status tanggap darurat atas gempa Sulbar.
"Saat ini pagi telah ditetapkan status tanggap darurat di tingkat provinsi," kata Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers di BNPB, Sabtu (16/1).
Hingga saat ini, tercatat ada 46 orang meninggal dunia akibat gempa Sulbar. Rinciannya, 9 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 37 orang meninggal di Kabupaten Mamuju.
"Selain itu, ada 826 orang luka-luka," ujar Raditya.
Gempa dengan magnitudo (M) 6,2 mengguncang Majene dan juga berdampak ke ibu kota Sulbar di Mamuju. Gempa terjadi hari Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS lapangan.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.
Hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam. Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan.
Guna mencegah potensi penularan COVID-19 pada lokasi terdampak bencana, Kementerian Kesehatan juga telah mengaktifkan klaster kesehatan yang terletak di Kabupaten Mamuju dengan menyediakan 25 ambulans, tenda, peralatan ortopedi, obat-obatan ortopedi dan logistik berupa masker bedah 50 ribu lembar dan masker kain 20 ribu lembar.(dtc)