Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington DC. Otoritas Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan adanya serangan orang dalam atau insider attack, juga ancaman dari tentara Garda Nasional yang ditugaskan mengamankan pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, pada 20 Januari nanti. Pemeriksaan internal pun dilakukan terhadap para anggota Garda Nasional itu.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (18/1/2021), Pentagon telah menyetujui pengerahan 25 ribu personel Garda Nasional AS ke Washington DC untuk mengamankan pelantikan Biden, pekan ini. Beberapa waktu terakhir, Biro Investigasi Federal (FBI) melakukan pemeriksaan mendalam terhadap mereka.
Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran keamanan yang luas biasa di Washington DC, usai penyerbuan dan kerusuhan di Gedung Capitol AS oleh para pendukung Presiden Donald Trump pada 6 Januari lalu.
Hal ini juga menggarisbawahi kekhawatiran bahwa beberapa personel yang ditugaskan melindungi ibu kota AS selama beberapa hari ke depan, bisa menjadi ancaman bagi Presiden dan Wakil Presiden terpilih AS, serta para tamu penting dalam pelantikan mendatang.
Sekretaris Angkatan Darat AS, Ryan McCarthy, menuturkan kepada Associated Press pada Minggu (17/1) waktu setempat bahwa pejabat setempat menyadari potensi ancaman tersebut, dan dia memperingatkan para komandan untuk waspada terhadap masalah apapun dalam jajaran mereka saat pelantikan semakin dekat.
Namun sejauh ini, tegas McCarthy, dirinya dan jajaran pemimpin militer AS belum melihat bukti kuat soal adanya ancaman, dan otoritas setempat menyatakan pemeriksaan mendalam menunjukkan tidak adanya masalah serius.
"Kami terus melalui proses, dan memeriksa untuk kedua, ketiga kalinya pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," ucap McCarthy setelah dirinya dan pemimpin militer AS lainnya menyelesaikan latihan keamanan selama 3 jam yang melelahkan menjelang pelantikan.
Dia menambahkan bahwa para personel Garda Nasional AS juga mendapatkan pelatihan khusus untuk mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam.
Sekitar 25 ribu personel Garda Nasional AS didatangkan dari berbagai wilayah ke Washington DC beberapa waktu terakhir. Jumlah itu mencapai 2,5 kali lipat lebih banyak dibandingkan pelantikan Trump empat tahun lalu.
Sementara militer AS secara rutin mengkaji para anggotanya untuk koneksi ekstremis, pemeriksaan yang dilakukan FBI merupakan langkah tambahan dari pemantauan sebelumnya.
Sejumlah pejabat setempat menuturkan bahwa prosesnya dimulai saat tentara Garda Nasional AS dikerahkan ke Washington DC lebih dari sepekan lalu.
Dalam pemeriksaannya, menurut mantan pengawas keamanan nasional FBI, David Gomez, FBI melakukan penyisiran data identitas setiap personel melalui database dan daftar pengawasan yang mereka kelola untuk melihat apakah ada yang mengkhawatirkan. Hal itu bisa termasuk keterlibatan dalam penyelidikan sebelumnya atau kekhawatiran terkait terorisme.
Secara terpisah, Kepala Biro Garda Nasional AS, Jenderal Daniel R Hokanson, meyakini ada proses yang baik yang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi ancaman. Hokanson baru saja menemui para personel Garda Nasional AS yang dikerahkan ke Washington DC.
"Jika ada indikasi bahwa ada tentara atau penerbang kami yang mengungkapkan hal-hal yang merupakan pandangan ekstremis, itu akan diserahkan kepada penegak hukum atau segera ditangani oleh jaringan komando," tegasnya.
Lebih lanjut, Hokanson meyakini tentaranya telah diperlengkapi dan dipersiapkan secara memadai, dan bahwa mereka telah banyak berlatih untuk menghadapi situasi apapun nantinya.(dtc)