Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Doloksanggul. Pandemi global cirus corona (Covid-19) merontokkan ekonomi negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Banyak usaha bangkrut, dan jutaan warga kehilangan pekerjaan. Meski berat, tak sedikit usaha yang mampu bertahan di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir. Salah satunya usaha kerupuk jangek yang dikelola Bonar Lumbanbatu, di Desa Onan Ganjang, Kecamatan Onan Ganjang, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara.
Bonar bersyukur, meski produksi usaha kerupuknya menurun sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun lalu, tapi ia mampu bertahan.
"Sekarang sehari cuma produksi sekitar 150 bungkus plastik (isi 24 kerupuk). Kalau sebelum pandemi bisa sampai 200 bungkus," ujar Bonar kepada medanbisnisdaily.com di lokasi usahanya, Selasa (19/1/2021).
Meski produksi menurun, papar Bonar, ia masih mendapatkan untung. Harga kerupuknya dijual langsung ke pengecer (warung) Rp 8.000/bungkus plastik. Pemasaran di Humbahas hingga perbatasan Tapanuli Utara.
Kata Bonar, ia sudah 7 tahun melakoni usaha kerupuk jangek ini. Usahanya ini melaibatkan 5 orang pekerja, termasuk dirinya dan istrinya. Saat ini, usaha kerupuk merek UD Maju Jaya yang dikelolanya merupakan satu-satunya kerupuk yang berasal dari Onan Ganjang.
Bonar pun mengungkap prestasi yang diraihnya dalam mengelola usahanya tersebut, di antaranya penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai UPPKS terbaik tahun 2017.
"Mari, selagi keinginan untuk maju, pasti ada jalannya. Jangan takut mencoba dan terus mencoba,sebab kesuksesan adalah kegagalan yang tertunda." ajaknya.