Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Geneva. Amerika Serikat meminta Cina untuk mengizinkan tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mewawancarai 'perawat, mantan pasien dan pekerja laboratorium di pusat kota Wuhan. Hal ini menuai kritikan dari Beijing.
Seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (19/1/2021), tim ahli WHO tiba di Wuhan, Cina pada Kamis (14/1/2021) untuk mencari tahu bagaimana asal-usul COVID-19 di kota tersebut. Tim WHO pun telah melakukan karantina selama dua minggu sebelum mulai melakukan penelitian terkait virus yang menimbulkan pandemi di seluruh dunia itu.
Sebelumnya, AS sempat menuduh Cina menyembunyikan penyebaran awal COVID-19. Pihaknya pun meminta WHO untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut yang lebih transparan. AS turut mengkritik ketentuan kunjungan ke negara itu, setelah sebelumnya para ahli Cina melakukan penelitian tahap pertama.
Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang memimpin delegasi AS, mengatakan Cina harus membagikan semua studi ilmiah tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar di Wuhan, di mana virus SARS-CoV-2 diyakini muncul pada akhir 2019.
"Analisis komparatif dari data genetik semacam itu akan membantu untuk mencari sumber potensial dari wabah yang memicu pandemi COVID-19," katanya kepada Dewan Eksekutif WHO.
"Kita memiliki tugas penting untuk memastikan bahwa penelitian ini kredibel dan dilakukan secara objektif dan transparan," lanjut Grigsby, yang juga merujuk ke varian-varian virus baru yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Sun Yang, Direktur Jenderal Kantor Tanggap Darurat Kesehatan Komisi Kesehatan Nasional Cina, mengatakan kepada Dewan Eksekutif WHO: "Studi asal virus bersifat ilmiah. Perlu koordinasi, kerja sama. Kita harus menghentikan setiap tekanan politik."
Para ilmuwan menduga, virus yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejak akhir 2019 itu menular ke manusia dari kelelawar atau hewan lain, kemungkinan besar di barat daya Cina. Partai Komunis Cina yang tersinggung dengan sebutan bahwa negaranya membiarkan penyakit itu menyebar, mengatakan virus itu berasal dari luar negeri, kemungkinan dari makanan laut impor. Namun para ilmuwan menolaknya dan bersikeras melakukan investigasi.(dtc)