Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan perbankan saat ini harus bertransformasi ke digital. Hal ini agar bank bisa tetap bertahan di tengah masyarakat.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan e-commerce tahun lalu diestimasi naik sebesar Rp 253 triliun dan tahun ini diestimasi mencapai Rp 337 triliun. Hal ini mencerminkan perdagangan online sangat luar biasa dan tumbuh 33,2%.
Kemudian uang elektronik tercatat tumbuh 32,3% dan mencapai Rp 266 triliun padahal proyeksinya di kisaran Rp 201 triliun. Menurut Perry, pandemi COVID-19 mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan.
"Kemudian masalah digital banking, saya sudah berkali-kali ayo perbankan dan alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digitalisasi," kata dia dalam acara Early Year Forum 2021, Jumat (22/1/2021).
Dia mengungkapkan dulu nasabah yang harus mendatangi bank saat membuka rekening, kredit atau pengiriman uang.
"Sekarang masyarakat inginnya transaksi hanya melalui HP di kamar mandi, kamar tidur, kafe. Mau buka rekening, transfer dan transaksi lain online semua dari HP," ujar dia.
Perry mengungkapkan hal itulah yang membuat BI semakin agresif mendorong digitalisasi sistem pembayaran. Bankir jangan mau ditinggalkan oleh nasabah. Oleh karena itu digitalisasi pada layanan bank harus benar-benar dilakukan.
"Kalau para bankir masih pengin semau anda, kemudian nggak ada kerjaan akan ditinggal konsumen. Karena konsumen harus anda service caranya melalui digital banking," jelas dia.(dtf)