Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beirut. Lebanon memutuskan untuk memperpanjang lockdown total selama dua minggu ke depan untuk membendung peningkatan kasus COVID-19. Terjadi peningkatan jumlah kasus Corona yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga pemerintah ingin melindungi sektor kesehatan yang runtuh.
Seperti dilansir AFP, Jumat (22/1/2021), selama lockdown total berlangsung, akan diterapkan pembatasan ketat seperti penetapan jam malam dan pembatasan aktivitas belanja bahan makanan dengan memberlakukan layanan pengantaran ke rumah.
"Lockdown total diperpanjang hingga 8 Februari, pukul 05.00 pagi," kata Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon dalam pernyataannya.
Lockdown total pada awalnya akan diberlakukan dari 14 Januari hingga 25 Januari mendatang. Namun tingkat infeksi harian sangat tinggi dan angka kematian COVID-19 terus melonjak.
Kementerian Kesehatan mengatakan pada Kamis malam (21/1) bahwa Lebanon mencetak rekor 67 kematian dalam 24 jam sebelumnya.
Firass Abiad, kepala rumah sakit utama Lebanon yang menangani virus Corona, mendukung perpanjangan tersebut.
"Lebanon telah mencapai tahap epidemi yang tidak terkendali dengan kapasitas sistem kesehatan tambahan yang terbatas," katanya.
Pihak berwenang telah mendesak rumah sakit untuk menambah jumlah tempat tidur untuk pasien Corona. WHO dalam laporannya menyebut Unit perawatan intensif hampir penuh dengan tingkat pemakaian kamar rawat inap sudah mencapai 91 persen di seluruh negeri dan lebih dari 97 persen di Beirut pada Rabu (20/1).
Lebanon telah mencatat 269.241 kasus virus Corona dan 2.151 kematian sejak Februari 2020 secara total. Kasus COVID-19 meroket tajam setelah banyaknya acara kumpul keluarga selama liburan akhir tahun. Saat itu, pihak berwenang juga mengizinkan warga berkumpul di bar hingga pukul 03.00 waktu setempat, meskipun ada peringatan dari para profesional kesehatan.
Bulan depan, Lebanon mengharapkan vaksinasi pertama akan dilakukan. Bank Dunia akan menyediakan dana pinjaman sebesar US$ 34 juta (Rp 480 miliar) untuk mendanai vaksin bagi lebih dari dua juta orang di Lebanon.
"Ini adalah operasi pertama yang didanai Bank Dunia untuk mendanai pengadaan vaksin COVID-19," kata lembaga yang berbasis di Washington itu dalam sebuah pernyataan.
Ketua komite kesehatan parlemen Lebanon, Assem Araji, mengatakan Lebanon ingin mendapatkan total enam juta vaksin Corona.
Lebanon menyatakan telah menandatangani kesepakatan dengan Pfizer untuk mengimpor lebih dari dua juta vaksin mulai Februari. Jumlah itu di luar 2,7 juta vaksin di bawah program Covax yang disiapkan untuk memastikan akses yang adil ke vaksin COVID-19 di seluruh dunia.
Pihak berwenang dan sektor swasta juga telah bekerja untuk mengamankan dua juta dosis lagi dari perusahaan vaksin lain.(dtc)