Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengungkap target riset tahun 2021. Bambang mengatakan penanganan COVID-19 menjadi program prioritas seperti pengembangan alat untuk mengukur antibodi, ventilator Intensive Care Unit (ICU) hingga alat tes Corona yang mendekati PCR.
"Pada tahun 2021 ini dengan tetap berfokus pada prioritas riset dan inovasi nasional berupaya maksimal berkontribusi pada penanganan COVID-19 beberapa rencana untuk tahun ini," kata Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi Nasional Tahun 2021 yang disiarkan melalui YouTube Kemenristek/BRIN, Kamis (28/1/2021).
"Pertama pengujian molekuler atau genomic surveillance yang lebih luas untuk berbagai varian virus COVID-19 yang beredar di Indonesia salah satunya dengan pendekatan whole genom sequencing," sambungnya.
Bambang mengatakan pemerintah juga akan mengembangkan tes Corona yang akurasinya mendekati PCR. Tes ini akan dilakukan dengan menguji sampel air liur.
"Yang kedua adalah pengembangan tes yang mendekati PCR dengan sampel saliva atau air liur dan tanpa harus melalui proses ekstraksi RNA, diharapkan hasilnya dapat memperluas uji keberadaan virus di daerah-daerah yang tidak memiliki alat lengkap atau akses peralatan PCR," jelasnya.
Program ketiga yang akan dilakukan Kemenristek adalah pengembangan alat untuk mengukur antibodi COVID-19. Alat ini akan mengukur kekebalan tubuh warga yang sudah divaksin.
"Berikutnya adalah pengembangan mengukur antibodi COVID-19 dengan cara mudah, murah dan cepat. Diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi tentang tingkat antibodi hasil vaksinasi dan juga tingkat kekebalan kelompok atau herd immunity. Untuk bagian ini intinya kami siap untuk mensukseskan program vaksinasi di mana salah satu indikator keberhasilan vaksinasi adalah munculnya antibodi," kata Bambang.
Bambang Brodjonegoro mengatakan Lembaga Eijkman dan BPPT akan bekerja sama dalam pengembangan alat ini. Dia menyebut alat yang akan digunakan telah diterapkan untuk menyeleksi donor plasma konvalesen bagi penyintas COVID-19.
"Lembaga Eijkman bekerja sama dengan BPPT akan mengembangkan tes kit yang memungkinkan tes kit atau tes cepat semacam rapid tes untuk menguji apakah pertama orang itu sudah mempunyai antibodi yang cukup untuk antibodi COVID-19 dan kalau memang masih membutuhkan antibodi setelah divaksin akan terlihat apakah vaksin yang sudah diberikan akan menimbulkan antibodi tersebut dan di situlah peran tes kit atau alat yang sedang dikembangkan, dan kebetulan pendekatan ini sudah dipakai awalnya untuk menyeleksi donor dari plasma konvalesen," katanya.
"Karena untuk plasma konvalesen yang dimungkinkan adalah donor dengan kadar antibodi yang tinggi sehingga bisa membantu pasien yang kebetulan sedang mengalami COVID-19 kategori sedang menuju berat dan kita harapkan tes kit antibodi ini bisa segera diselesaikan sehingga program vaksinasi kita insyaallah akan berjalan lebih lancar, lebih baik dan tepat sasaran dalam pengertian kita bisa segera membentuk herd immunity dan tentunya herd immunity harus kita monitor dari waktu ke waktu," sambungnya.
Pengembangan inovasi keempat kata Bambang adalah produksi ventilator untuk ICU. Saat ini sudah ada 5 kelompok yang sedang bekerja keras untuk menciptakan alat tersebut.
"Berikutnya adalah rencana 2021 pengembangan ventilator tetapi khususnya ventilator untuk ICU mengingat tahun 2020 belum ada ventilator ICU yang dikembangkan oleh inovator atau peneliti dalam ngeri dan kebetulan sudah ada 5 kelompok yang bekerja keras untuk melahirkan ventilator ICU dari LIPI, dari BPPT dari Gajah Mada dari ITB juga serta satu dari pihak swasta dan kita harapkan paling tidak satu dari 5 ini paling tidak nantinya tahun 2021 sudah lolos semua uji termasuk uji klinis yang tidak mudah sehingga mudah-mudahan tahun 2021 bisa jadi penanda salah satu milestone dalam inovasi kita yaitu Indonesia bisa melahirkan dan mengembangkan ICU ventilator," katanya.
Kelima, Bambang mengatakan pemerintah terus mengembangkan vaksin Corona Merah Putih. Bambang menargetkan pada Maret nanti bibit vaksin Merah Putih sudah diterima PT Bio Farma.
"Dan mengenai progres vaksin merah putih sendiri kita harapkan bulan Maret ini bibit vaksin mulai diserahkan kepada PT Bio Farma dan kita juga mengundang dan mendorong perusahaan swasta lain untuk ikut berpartisipasi dalam industri pengembangan vaksin," katanya.
Selain itu, Kemenristek juga akan mengembangkan 3 tema prioritas riset nasional (PRN). Tiga tema itu adalah Pesawat Udara Nir-Awak jenis Medium Altitude Long Endurance (PUNA MALE), bahan bakar nabati dan garam industri.
"Selain tentang vaksin riset dan inovasi yang menjadi prioritas nasional terus kami prioritaskan, keputusan Presiden yang menetapkan 3 tema PRN yaitu PUNA MALE, kemudian bahan bakar nabati katalis merah putih serta garam industri dalam proyek strategis nasional sektor teknologi merupakan tantangan bagi kami semua untuk mewujudkannya," ucapnya.(dtc)