Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Hutama Karya (Persero) atau HK optimis bisa menyelesaikan proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang sempat diisukan terancam mandek. Lantaran, Hutama Karya yang mendapat penugasan untuk membangun tol tersebut disebut tengah mengalami defisit dukungan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) hingga Rp 60 triliun.
Apabila dukungan itu tak segera cair, maka proses pembangunan saat ini terancam disetop. Maka dari itu, Hutama Karya pun mulai mencari pendanaan tambahan demi menyelesaikan proyek tersebut. Salah satunya melalui Obligasi Perusahaan yang dijamin oleh Pemerintah dan skema pendanaan lainnya.
"Beberapa skema pendanaan (Trans Sumatera) yang saat ini tengah dilakukan antara lain melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), Obligasi Perusahaan yang dijamin oleh Pemerintah, Pinjaman dari Lembaga Keuangan yang dijamin oleh Pemerintah, dan pendanaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ujar Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu (30/1/2021).
Tak hanya itu, perusahaan pelat merah di sektor konstruksi ini juga sudah mengusulkan beberapa poin kunci kepada pemegang saham obligasi (bondholders), yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan. Tujuannya agar sejalan dengan lajur bisnis perusahaan, di mana portofolio bisnisnya tengah bertransformasi dari mayoritas jasa konstruksi menuju perusahaan konstruksi dan investasi.
"Atas penugasan Pembangunan JTTS oleh Pemerintah Indonesia, Hutama Karya mendapat dukungan dari pemerintah seperti penambahan PMN, penambahan aset tidak berwujud dari investasi tol, hingga meningkatnya hak konsesi jalan tol selaras dengan meningkatnya jaminan pemerintah kepada perusahaan. Oleh karena itu, dalam agenda RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligasi) kemarin, kami mengusulkan beberapa key points kepada para Bondholders yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan sehingga align dengan lajur bisnis perusahaan saat ini," paparnya.
Hasilnya, Hutama Karya berhasil mencapai kuorum.
"RUPO kemarin terdiri dari Tahap I tahun 2016, Tahap II tahun 2017, dan Tahap III tahun 2017. Hasilnya, RUPO mencapai kuorum. Kami berterima kasih kepada para Pemegang Obligasi, yang masih memberikan kepercayaan kepada Hutama Karya khususnya dalam menjalankan penugasan JTTS (Trans Sumatera). Meski kerapkali dihadapkan dengan tantangan, baik di lapangan atau dari segi pendanaan dalam membangun mega proyek ini, namun perusahaan optimis mampu menyelesaikan proyek yang juga masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN)," tuturnya.
Ditengah Pandemi COVID-19 dan pembangunan infrastruktur yang tetap harus terus berjalan, Hutama Karya menyiasati penyelesaian PSN yang di mana dalam pelaksanaannya menjadi program prioritas dari Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Pemerintah telah berkomitmen untuk mempercepat Pembangunan JTTS melalui Penyertaan Modal kepada Hutama Karya dalam bentuk PMN dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Sebagai contoh, di tahun 2020, Hutama Karya mendapatkan PMN sebesar Rp 3,5 triliun dan tambahan PMN melalui Program PEN sebesar Rp 7,5 triliun yang membuktikan bahwa Pembangunan JTTS merupakan Proyek Prioritas Pemerintah yang menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Di tahun 2021 sendiri, Hutama Karya akan menerima tambahan PMN sebesar Rp 6.2 triliun yang telah dianggarkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2021. Selain itu, perusahaan saat ini sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp 19 triliun kepada pemerintah," terangnya.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah mengoperasikan secara penuh beberapa ruas di JTTS yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang-Indralaya (22 Km), Tol Medan-Binjai seksi 2 & 3 (15 Km), Tol Pekanbaru-Dumai (132 Km), dan Tol Sigli-Banda Aceh seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang (14 Km). Sehingga total panjang JTTS yang tengah dibangun oleh Hutama Karya dalam tahap I yakni ±1.156 Km dengan 643 Km ruas konstruksi dan 513 Km ruas operasi.(dtf)